Laman

Sabtu, 09 November 2013

Menhan: Jika Terbukti Disadap, Kami Akan Bertindak Keras

VIVAnews - Kementerian Pertahanan RI berani mengklaim institusinya aman dari aksi penyadapan yang selama ini ramai disebut dilakukan oleh Badan Intelijen Australia (DSD) dan Amerika Serikat (NSA). Hal itu lantaran, Kemhan telah melindungi semua data dengan cara enkripsi dan sistem alogaritma yang kuat.

Hal itu diungkap oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro ketika memberikan keterangan pers di Gedung Kemhan, pada Jumat, 8 November 2013. Menurut Purnomo, begitu isu penyadapan itu merebak, dia langsung mengecek ke dalam sistem perlindungan informasi di internal institusi yang dia pimpin.

"Saya sebelumnya sudah mengecek kepada para ahli siber yang bekerja di sini. Mereka menyampaikan sistem di Kemhan aman dari sadapan, karena sistem pengamanan yang diberlakukan berlapis. Dalam arti kata sudah dienkripsi dengan alogaritma yang kuat," paparnya.

Selain itu, lanjut Purnomo, sistem di Kemhan tidak menggunakan provider yang terbuka. Jadi sekalipun menggunakan alat komunikasi seperti telepon atau internet, mereka memanfaatkan provider tertutup.

Purnomo menegaskan, keyakinan dia itu hanya terbatas di Kemhan. "Ini saya hanya berbicara dalam kapasitas yang ada di Kemhan ya," ujarnya.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan, Brigjen Sisriadi, yang turut mendampingi Purnomo mengatakan bahwa pihaknya melakukan sistem pengamanan yang mengkombinasikan teknologi tinggi dan tradisional.

Sistem di Kemhan, ujarnya, tertutup dan tidak terhubung keluar. Sehingga, apabila ada seseorang yang tidak berwenang lalu memperoleh sinyal yang dikirimkan Kemhan, maka mereka tidak bisa membaca itu.

Sisriadi lantas memberi contoh, pada waktu dulu, jenis teknologi tradisional yang digunakan Lembaga Sandi Negara yakni menggunakan morse.

"Jadi dulu, Kepala Lembaga Sandi Negara pertama, dr. Roebiono Kertapati, mengirimkan berita dengan cara diketik menggunakan kode morse. Kemudian di sandi lagi, sehingga ketika orang yang menerima beritanya bukan yang dituju tidak bisa baca isinya," kata dia.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa belum ada satu pun teknologi yang dapat memberikan informasi bahwa satu perangkat tertentu telah disadap.

"Sekarang saya tanya kepada Anda, apakah ada teknologi yang bisa memberi tahu apabila teknologi kita sudah disadap? Kan tidak ada, karena memang teknologi semacam itu belum ditemukan. Jadi yang bisa kami lakukan hanya mengamankan saja," tegas Sisriadi.

Jika memang terbukti sistem mereka tembus disadap oleh pihak asing. Menhan Purnomo menegaskan bahwa mereka akan bertindak keras. "Kalau terbukti kami akan bertindak keras," tegasnya.


View the original article here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar