Seperti dikutip dari CNBC, indeks Nikkei di bursa Jepang dan Kospi di Korea Selatan jatuh ke posisi terendah dalam satu bulan terakhir. Sementara itu, di bursa Australia, indeks S&P ASX 200 merosot 0,5 persen.
Sebelumnya, di bursa Wall Street, indeks Dow turun 1 persen, S&P 500 juga jatuh dan merupakan terburuk dalam 10 pekan terakhir. Kondisi serupa dialami indeks Nasdaq yang tergelincir 2 persen.
Data pada Kamis menunjukkan ekonomi AS tumbuh dengan laju tercepat dalam satu tahun terakhir selama kuartal ketiga. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS yang mencapai 2,8 persen memicu kekhawatiran Federal Reserve akan mengurangi stimulus.
Kebijakan mengejutkan Bank Sentral Eropa yang menurunkan suku bunga utama sebesar 25 basis poin menjadi 0,25 persen, memberi sentimen negatif ke pasar. Tidak hanya itu, Bank Sentral Eropa memotong suku bunga fasilitas pinjaman darurat menjadi 0,75 persen.
Indeks acuan di bursa Jepang, Nikkei, jatuh ke level terendah sejak awal Oktober. Penurunan Nikkei terbebani oleh saham eksportir blue-chip.
Saham Suzuki Motor dan produsen kamera, Nikon, tergelincir lebih dari 3 persen. Sementara itu, harga saham Sharp merosot 2 persen.
Di Australia, saham tambang juga turun, setelah harga emas jatuh ke level terendah tiga pekan terakhir. Saham Kinsgate Consolidated dan Newcrest Mining masing-masing anjlok 3 persen.
Harga saham Qantas pun jatuh 0,5 persen, setelah mengumumkan bahwa perusahaan akan menutup pabrik pemeliharaan di Victoria. Investor juga menunggu pernyataan bank sentral terkait kebijakan moneter Australia.
"Saya tidak berharap untuk mendengar kebijakan baru, mengingat saat ini pasar dalam posisi wait and see," kata Stan Shamu, ahli strategi pasar di IG.
Di bursa Korea Selatan, indeks utama juga terpuruk ke level yang tidak pernah terjadi sebelumnya sejak Oktober. Harga saham Samsung Electronics dan perusahaan baja, Posco, jatuh masing-masing 1 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar