VIVAnews - Emas diperdagangkan mendekati level terendah tiga pekan terakhir, pada Jumat 8 November 2013. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang kuat memicu kekhawatiran investor terhadap kemungkinan Federal Reserve AS mengurangi stimulus moneter.
Seperti dikutip dari CNBC, harga emas berjangka sempat turun US$9,3 atau 0,7 persen menjadi US$1.308,5 per ounce. Namun, di pasar spot harga emas mulai kembali naik 0,1 persen ke posisi US$1.308,86.
Sementara itu, menurut data Reuters, harga logam mulia ini sudah turun 0,5 persen selama sepekan.
Produk domestik bruto (PDB) AS yang tumbuh 2,8 persen pada kuartal III-2013, mencatat kenaikan tercepat dalam setahun. Sebelumnya, pada kuartal II-2013, PDB di negeri Paman Sam itu tumbuh 2,5 persen.
Investor cemas, pertumbuhan ekonomi itu akan memberikan kesempatan bagi The Fed untuk mengurangi program stimulus. Sementara itu, langkah Bank Sentral Eropa yang memotong suku bunga utamanya menjadi 0,25 persen, ikut memberikan reaksi beragam.
Chip Cobb, manajer portofolio di BMT Management, seperti dikutip CNBC, menilai, pemotongan suku bunga ini mengejutkan. Karena awalnya, kebijakan ini baru akan dilakukan sebelum akhir tahun. "Saya tidak habis pikir, pemotongan telah dilakukan hari ini," kata Chip.
Sementara itu, dari dalam negeri, Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia PT Antam Tbk, Jumat 8 November 2013, melaporkan harga emas kembali turun.
Harga emas batangan Antam dijual Rp523.000 untuk ukuran 1 gram. Level ini turun Rp5.000 per gram dari sehari sebelumnya Rp528.000 per gram pada Kamis 7 November 2013.
Emas ukuran 5 gram dilepas dengan harga Rp2.470.000, ukuran 10 gram Rp4.890.000, ukuran 25 gram Rp12.150.000, ukuran 50 gram Rp24.250.000, dan ukuran 100 gram dijual Rp48.450.000. Harga emas ukuran 250 gram dipatok pada Rp121.000.000 dan ukuran 500 gram mencapai Rp241.800.000.
Harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini juga turun menjadi Rp451.000 dari sebelumnya Rp456.000 per gram. (eh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar