Laman

Rabu, 06 November 2013

Satu dari lima bintang Galaksi Bima Sakti mungkin berair

Hasil analisis data Kepler tentang kandidat planet di galaksi Bima Sakti yang berpotensi layak huni dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences dan dipaparkan dalam konferensi ilmiah Kepler di Ames Research Center NASA di California, Senin (4/11). (NASA/JPL)

Jakarta (ANTARA News) - Satu dari setiap lima bintang serupa matahari di Galaksi Bima Sakti memiliki planet seukuran Bumi yang posisinya layak untuk keberadaan air, satu bahan kunci kehidupan.

Hasil analisis data-data yang selama tiga tahun dikumpulkan teleskop antariksa Kepler milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menunjukkan bahwa galaksi itu merupakan rumah bagi 10 miliar dunia yang kemungkinan layak huni.

Jumlah itu bisa bertambah berlipat ganda jika penghitungan juga melibatkan planet-planet yang mengelilingi bintang-bintang kerdil merah yang lebih dingin, tipe bintang yang paling umum di galaksi.

"Planet-planet tampak beraturan," kata pemimpin studi Erik Petigura, mahasiswa pascasarjana astronomi dari University of California di Berkeley, seperti dilansir kantor berita Reuters.

Petigura membuat program perangkat lunak sendiri untuk menganalisis data-data dari teleskop antariksa dan menemukan 10 planet dengan ukuran diameter satu sampai dua kali Bumi mengelilingi bintang induk pada jarak yang tepat untuk keberadaan air cair permukaan.

Menurut hasil studi Petigura dan rekan-rekannya, 22 persen dari 50 miliar bintang serupa matahari di galaksi seharusnya memiliki planet seukuran Bumi yang posisinya memungkinkan untuk keberadaan air.

Studi Kepler yang lain menunjukkan bahwa ada 3.538 kandidat planet dan 647 di antaranya berukuran serupa Bumi, kata astronom Jason Rowe dari SETI Institute di Mountain View, California.

Di antara 3.538 kandidat itu, lanjut dia, 104 di antaranya berada pada posisi yang tepat dari bintang induk mereka sehingga memungkinkan keberadaan air.

"Ketika perburuan eksoplanet dimulai, semua orang mengharapkan sistem tata surya terlihat seperti kita. Tapi kami menemukan yang sebaliknya, bahwa ada sangat beragam sistem di luar sana," kata dia.


View the original article here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar