Laman

Tampilkan postingan dengan label story me. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label story me. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 Oktober 2012

khayalan gila


Aku tau cerita tentang aku dan kamu takkan pernah menjadi kata “kita”. Tidak pernah sejalan, tidak seirama. Itulah kamu dan aku. Okey okey aku tau…kamu dan aku hanya seuntai cerita diantara jalinan senja yang mengembara. Hanya setitik embun di hamparan padang savana. Tapi, bukan berarti semudah itu aku akan melupakan kamu. Kamu terlalu istemewa. Entah apa. Tapi kamu lebih berharga dari intan dan permata bahkan bila mereka dijadikan satu.

Hanya sekelebat bayangmu yang bisa di hadirkan dalam khayalan gilaku. Hanya seuntai harapan diantara berjuta keinginan tentang hidup bersamamu. Ya…hanya itu yang bisa kulakukan. Selamat berbahagia dengannya. Aku tau kamu sangat mencintainya. Begitu pula dia mencintaimu. Tapi tentu…… tidak sehebat aku mencintaimu. J

siapa aku?


Bahkan buat cemburupun aku ga berhak. Aku ini siapa? Aku hanya figuran yang numpang lewat di kehidupan kamu, hanya peran tak berarti sebagai pelengkap drama hidup kamu. Iya kan? Kamu ga pernah ngerti, ga pernah rasa, mencintai seseorang yang bahkan sering kali mengabaikanmu, menganggap kamu ada.

Ya aku tahu, mungkin aku bodoh. Menunggu orang yang jelas-jelas ngelirik akupun tidak. Haha, sinetron sekali ini. Tapi, kalau udah cinta aku bisa apa? Move on? Sudah berapa kali aku mencobanya, tapi hati ini udah stuck di kamu. Hey, mengertilah…. 

Senin, 01 Oktober 2012

Move On Girls

Selamat siang buat kamu yang masih bersedih karena patah hati ditinggal mantan. Selamat buat kamu yang "katanya" udah bisa move-on dari kesedihan.

Hai para bloggies!
Apa kabar cinta? Masih adakah ruang dihati kalian? Masih adakah ruang buat orang yang "nantinya" benar-benar jadi pendamping hidup kalian?
Atau pada gak punya hati nih karena cintanya udah diambil penuh sama MANTAN kalian? emm, kalau yang ini sih, mending ke psikolog yuks, buat nyadarin karena cinta kamu bukan buat dia seorang.
Postingan kali ini bakalan bahas tentang "Move On"

Mungkin banyak atau malah kalian sendiri yang masih terus menerus mikirin mantan.Buat apasih kamu kamu semua mikirin mantan yang udah jelas jelas gak bakalan mikirin kalian. MOVE ON dong girls! masih banyak cowok kece dan pengertian diluar sana. Kalian itu terlalu berharga, makanya Tuhan nyadarin cowok brengsek itu untuk menghentikan hubungan kalian. karena kamu girls, bakalan bisa dapet cowok yang jauh jauh jauh jauh lebih baik dari......mantan kamu.

Apa sih alasan kamu buat mempertahanin dia? secara dia aja pengen kamu jauh jauh dari hidupnya. Kamu tau anggrek kan? bunga itu indah bukan? Tapi dia butuh tanaman inang yang lain, yang mengerti dia, dan bisa cukupin semua kebutuhan dia untuk hidup dan berkembang. Coba kalau tanaman lain yang dihuni sama anggrek itu gak sempurna. Gak bisa dan gak mungkinkan tanaman itu hidup? sama kayak kamu. kamu itu indah. Tapi kalau cowok disamping kamu gak buat kamu nyaman, dan gak pas dengan hati kamu buat apa mikirin dia terus. karena kamu cuman akan berpura-pura dalam hidup dan itu sangat....wasting your time. So,  mulai dari sekarang Move On dong girls. Oke ;)

Dibalik sajak surya


Aku tahu mungkin semesta rupa tak mendukung
Bilasaja aku tetap harus menjadi sajak yang digemakan surya
Semua tahu, tahu semua, namun itu kau

Jangan sesuatu yang kau sandingkan di persimpuhanmu
Peluhmu, Lelahmu, Hinamu kujilat tiap tetesnya, demi nanti
Sesuatu yang kuabaikan sarinya jauh
Tapi, ini yang dinamakan pembalasan yang manis?

Aku tahu ungkapan sureal yang biasa kau sebut
Apa isinya selain elegi berkerudung emas?
Dan kini elegi mulai merayap mencakar pangkal hati
Sudikah datang lagi? Ada mungkin yang patut diperbaiki

Namun aku yakin seperti pemberianmu tempo hari
Yang kau sebut rasa suci luar biasa berteteskan darah
Tusuk, tusuk nadinya! Yang keluar hanyalah bualan kosong
Dan ternyata? Haruskah tetap aku tertawa diatas luka menganga?

Selasa, 25 September 2012

Butiran Pasir


Kamu tak pernah tau rasanya sakit yang bisa membuat kamu kehilangan kendali atas diri kamu sendiri. Kamu takkan pernah tau bagaimana seorang manusia bisa membuat hidup kamu luluh lantak dan serapuh tebing karang yang terkikis derasnya ombak. Sekuat apapun berusaha menghindar. Tetap akan kena dengan segala serpihan jarum nan runcing yang menghantam setiap engsel tulang dan hati.

Kamu. Satu dari berjuta orang di dunia ini, yang tak pernah kuharapkan kehadirannya. Aku tidak sengaja mengundang kamu masuk kedalam ruang lingkup kehidupan yang aku jalani. Dan apakah kamu tau? Sakit hati akibat perbuatanmu masih berbekas dan tetap menjadi lubang diatas angin topan badai gurun pasir kehidupan yang gersang, tandus dan tanpa warna yang berbeda. Hanya pasir. Butiran pasir. Yah, bisa dikatakan hati ini hancur bagaikan butiran pasir.

Jumat, 21 September 2012

pasti, tenanglah


Aku bahkan kini lebih bahagia. Walau jutaan kepercayaan telah terhempas berulang kali, aku bisa jadi diriku sendiri. Aku tak lagi perlu berpura - pura menteaterkan sesuatu yang terdengar bodoh dan konyol. Semua telah berlalu, aku yang kini. Tak lagi harus menyayat hatiku dengan belati bergerigi tuba yang mana kesakitannya kuteguk, seakan wajib aku nikmati. Setiap detiknya, aku harus merelakan jiwaku tergagahi oleh "keharusan" yang pada dasarnya menuntunku kearah yang lebih kelam dari sebelumnya. Aku, dan milyaran sel ditubuhku mengaku. Dan kini, seakan aku ditampar jauh dari kenyataan. Diseret untuk menontoni aksiku beberapa waktu yang lalu. Demi hujan panas yang kadang turun, itu lebih dari menjijikkan. Aku ternyata memperjuangkan sesuatu yang, astaga. Aku kehabisan kata untuk mendefinisikannya. Persetanlah dengan hal itu, aku tidak lagi disana. Aku benci ketika orang masih saja mengungkit dan menghakimiku atas itu, masalaluku. Aku tak lagi berada disana. Dulu mungkin aku kehilangan arah. Tapi kini. Aku telah menemukan jalanku, arah yang lebih terang dan baik.

Dan untuk siapapun, yang kini hatinya tak dalam pelukan kebahagiaan. Tenanglah, tak perlu kau sibuk merutuki ketidakbahagiaanmu itu. Tak perlu kau menghinanya. Apalagi hingga repot - repot mendaki kebahagiaan orang lain. Lantas kau merebutnya. Itu lucu. Siapapun yang berotak akan menganggap itu lucu. Karena kepanikan atas dirimu sendiri, kau malah menghancurkan sesuatu yang disusun rapi oleh orang lain. Mungkin kini kau merasakan manisnya atas "usaha" mendaki kebahagianmu itu. Tak perlu khawatir. Cepat atau lambat, jam akan terus berdetak. Dimana "ia" sampai ketujuannya.


ratukharismaa.blogspot.com

Rabu, 12 September 2012

Masalah dan Masalah


Orang yang memandang kamu hanya dari tampang, ketenaran, kaya, atau bahkan kepintaran kamu bukan kawan namanya. Hanya numpang terkenal lewat nama kamu saja. Atau lebih parah dikatakan sebagai musuh dalam selimut. Engg…semua kata-kata itu tidak bisa dikatakan salah karena memang seperti itulah yang terjadi. Tapi bagaimana kalau hal itu terjadi pada diriku? Jujur saja, aku tidak mau memikirkannya. Tidak mau memusingkan perkara yang memang sulit yang menerpaku saat ini. Rasanya inginkan punya sayap dan terbang menjauh dari semua masalah.

Namun, bukan hidup namanya kalau gak ada masalah. Masalah bisa terjadi disekitar kamu dan masalahlah yang mendewasakan kita. Terimakasih masalah! Aku tau kamu sangat tertarik terhadapku, tapi bisakah untuk saat ini kamu menjauh sebentar dari kehidupanku. Menyingkirlah jauh-jauh kalau kamu tidak mengerti kata-kataku yang tadi! Masalah terus saja hilir-mudik dihadapanku. Aku muak dengan semua ini. Aku muak dengan kamu masalah. Mengertikah?

Aku menginginkan ketenangan. Kebebasan. Aku tidak ingin terbelenggu dengan semua rantai-rantai besi yang kau ikatkan pada setiap urat sendi tulangku. Aku menginginkan kau pergi, dan biarkan aku mendapatkan ketenangan. Aku tidak ingin terganggu dengan semua dengungan lebah yang kau bawa masuk melewati telinga. Aku berharap takkan ada setan merah yang masuk melalui setiap sel otak yang ada. Aku hanya inginkan putih pada setiap helaan nafas yang tersisa. 

sang Waktu


Waktu adalah hal yang mengerikan karena tawa, canda dan bahagia akan pergi seiring dengan berputarnya ia.

Cerita ini takkan semudah menulisnya. Takkan semudah membaca. Cerita ini hanya perlu dipahami, dimengerti. Oleh orang yang kamu bilang belahan dari hatimu. Bukan berarti itu hanya ditunjukkan pada satu orang. Bisa dua, tiga, atau mungkin lebih dari itu. Dan bukan berarti itu pacar, bisa jadi itu saudara, teman atau mungkin sahabat kamu.

Hati seakan terbagi, pada kenyataan yang aku sebut dengan Waktu. Waktu yang memisahkan dengan semua asa, harapan dan kebahagiaan yang kini hanya tinggal tersisa kenangan dan air mata. Hal yang mudah dilafalkan, mudah untuk ditunjukkan tapi sangat sulit saat mulai terkena tajamnya pisau sang Waktu yang mutlak dan pasti terjadi. Dia membuat lupa, akan semua kenangan indah bersama. Dia membuat bahagia, diatas semua luka yang ada. Dia membuat tangis, saat semua hal pergi bersamanya. Waktu adalah hal yang mengerikan karena tawa, canda dan bahagia akan pergi seiring dengan berputarnya ia.

Entah apa yang begitu memilukan. Perpisahan? Ya mungkin itu. Dan awal dari perpisahan adalah pertemuan. Itu semua telah diatur oleh sang Waktu. Tinggal bagaimana kita merasakan perpisahan, sebagai hal yang pahit atau malah kebalikan.

Kalau boleh, aku ingin bercerita sedikit tentang kisah hidupku.
Waktu sendirilah yang membuatku membenci dirinya. Dia membuat aku berpisah. Pindah. Memulai sesuatu dari awal. Berharap. Dan banyak berharap dari yang biasa aku lakukan. Tahukah ia kalau itu memuakkan? Tahukah ia kalau itu menyakitkan? Bukankah banyak yang mengatakan kalau kita banyak berharap, maka hal itu takkan terjadi. Dan percayalah hal itu benar adanya!

Aku tidak pernah ingat kapan meminta sebanyak ini kepada Tuhan. Mengharapkan hal ini lebih banyak lagi. Tapi kenyataannya? Terlalu banyak harapan. Terlalu banyak kekecewaan. Bukan menjadi sebuah kebahagiaan. Tuhan aku hanya membutuhkan satu hal sekarang. Tolong buat hidupku disini bahagia. Tidak terganggu dengan apa yang mereka sebut dengan musuh. Amin.

Sabtu, 08 September 2012

Perasaan apa ini?


Perasaan apa ini? Perasaan ini salah. Perasaan ini seharusnya tidak ada. Tidak harus berkembang menjadi seperti ini. Apakah ini cinta? Tidak, tidak sampai sejauh itu. Apakah ini sayang? Tidak, tidak mungkin aku menyayanginya. Mengenalnya saja aku belum pernah. Suka? Apakah mungkin aku menyukainya? Awalnya aku hanya menganggap dia “berbeda”, hanya berbeda. Dan aku menganggap dia sama dengan aku. Memiliki kesamaan nasib mungkin.

Dia seperti patung. Tapi memiliki nyawa. Dia tidak menghiraukan sekitarnya, tapi tetap memperhatikan dengan tidak banyak melakukan apa-apa. Ini salah, perasaan ini telah berkembang menjadi perasaan “harus” memiliki. Hanya aku yang boleh bersamanya, semua senyuman itu, obrolan itu harusnya hanya menjadi milikku. Dan ini salah. Sangat salah. Ada apa dengan diriku? Kenapa aku menjadi seegois ini? Kenapa?
Harusnya aku bersikap biasa saja, dan pada kenyataannya aku tidak melakukan apa-apa terhadapnya. Kenalan pun tidak. Kenapa aku ini? Kenapa?! Terlalu banyak kata kenapa disini! Tapi siapa yang akan menjawabnya sedangkan aku saja tidak bisa menjawab. Semua kata itu harusnya bisa kujawab, itu pertanyaan remaja labil biasa bukan?

Sesederhana inikah perasaan suka? Sesederhanakah ini perasaan terluka? Sesederhana itu? Tapi kenapa pada prakteknya terlalu sulit. Aku bukan tipe penakut kau tahu? Bukan tipe anak manja. Bukan tipe pecundang. Disini aku merasa ini bukan duniaku. Bukan tempat seharusnya aku tinggal. Aku menginginkan kebebasan untuk hidup. Menginginkan semua senyumanku seperti dulu. Menginginkan semua sahabatku disini. Aku takut kesepian. Aku takut sendirian. Aku takut akhirnya akan dilupakan. Aku percaya mereka. Mereka takkan melupakanku semudah itu.

Kembali lagi soal “dia”. Ketika kamu mulai tertarik dengan seseorang, kamu pasti akan mencari tahu tentang dia. Semuanya tentang dia. All about him. Apakah ini benar? Bukankah pada awalnya perasaan itu sederhana? Tapi semakin tau lebih dalam tentang dia, kamu akan semakin tertarik dan menyukainya lalu menyayanginya dan pada akhirnya mencintainya. Berawal dari perasaan sederhana ke perasaan yang terlampau rumit untuk dimengerti. Aku dan dia. Tidak pernah mengenal secara lebih dekat, lebih dalam. Tapi aku merasa cukup tahu tentangnya. Tidak semuanya tapi hanya beberapa. Dan itu saja membuatku mulai memperhatikannya lebih dari sekedar…sekedar teman mungkin.

Perasaan itu datang tiba-tiba. Tanpa pernah disadari  dan  diketahui keberadaannya. Saat dia datang, membuat hidupmu menjadi berbeda. Orang yang istimewa bukan dari segala kelebihannya, namun dari cara kamu memandangnya. Memandang sebagai orang yang berbeda.

Sabtu, 18 Agustus 2012

- SOMETHING -


apakah Tuhan yang merencanakan ini?

membuat aku mengira-ngira apakah yang akan terjadi
jujur.. aku terlalu  mendewakanmu
menganggap semua tempat dihati, hanya untuk kamu
iyaa kamu. mantanku.
kamu yang aku agungkan
mungkin, ini kedengaran aneh.
saat aku bersama dengan dia, berdua dengannya
kamu masuk lewat celah-celah terkecil hatiku
merasuki hampir kesegenap jiwa

kamu mendengar kata hampir? yaa hanya hampir!

karena dia mulai menyadarkanku
kamu hanya sepenggal masa lalu
masa lalu yang terlalu pedih
kamu, mulai aku lupakan..
selamat tinggal masa lalu 
selamat datang masa depan

tapi sekarang dia pun membuatku ambigu

serasa dihantam palu 
kian membuat resah dan gelisah
dia membuat aku mulai takut 
takut dihantam rasa mencintai terlalu dalam..
aku dan dia? akankah tetap bisa bersama?
Tuhan akankah dia yang terbaik?
sedangkan sampai saat ini
aku masih terlalu khawatir tentangnya

Ikhlas?


Ikhlas? Aku sudah mencoba melakukannya. Mencoba mengikhlaskan dia. Tapi tetap tidak bisa. Apa karena aku terlalu menyayanginya? Atau karena aku kurang kuat berusaha? Aku tidak tau apa yang kulakukan sekarang. Hanya terdiam tanpa banyak melakukan apa-apa. 

Aku hanya seorang remaja kecil, baru mau berumur 16 tahun. Aku rasa dia juga mengerti apa yang aku rasakan, kami tidak bisa terus bersama dengan keadaan yang seperti ini. Dengan keadaan yang terlampau sulit dijalani. Toh kami masih kecil kan? Belum mengalami hal yang di anggap cinta sejati bukan?

Tinggal menunggu datangnya sang waktu yang memisahkan kami. Walau kita tidak bisa bersama tentu kita masih bisa menjadi teman? Sahabat? Benarkan? Aku tidak salah tentang ini. Tapi aku takut kamu berubah. Berubah jadi orang lain yang aku tidak pernah kenal sebelumnya.

Aku fikir, kamu tidak bisa serius tentang hubungan kita. Kita akhiri. Malah menyesakkan hati. Bingung? Terkurung di penjara hati.

Cerita

Apa yang aku takutkan bener kan? Semuanya terjadi. Aku mengerti maksud kamu walaupun kamu tidak mengucapkan itu secara langsung. Aku hanya takut menyesal itu saja. Aku perlu penopang disini, aku perlu penyemangat.

Seperti yang kamu tau aku baru saja pindah, pindah meninggalkan sahabat, teman, dan tentu saja kamu. Baru 2 minggu aku disini apa kamu juga mau pergi dan pindah dari hati aku. Apa itu yang kamu mau?                


Kamu bilang kamu stress dengan yang kamu hadapi sekarang, kamu capek dengan apa yang kamu jalani. Apa kamu tidak berfikir aku juga merasakan hal yang sama? Kamu tahu? Aku pernah menyesal 2 kali Karena masalah yang kayak gini. Apa kamu mau jadi yang ke3 kalinya? Yang membuat aku bakalan sedih banget sekarang ya kamu. Mungkin memang berat untuk menunggu. Seperti kata aku tadi, hubungan tanpa komunikasi itu “nothing”. Status kita memang pacaran tapi kita seperti tidak mengenal satu sama lain.               


Tapi dalam setiap hubungan pasti ada masa yang terberat. Mungkin ini masa terberat buat kita, kamu dan aku. Tentu ini bukan hal gampang. Ini sangat sulit, sangat membuat aku frustasi. Kalaupun kita tidak ada hubungan lagi, memang tidak ada kewajiban lagi buat kita saling komunikasi satu sama lain, dan kamu tau? Yang seperti itu malah semakin membuat aku frustasi!                 


Please jangan mengambil keputusan yang salah. Keputusan yang aku gak mau dari awal terjadi. Aku mau lama sama kamu, aku maunya kamu gak mau orang lain. Just you! Banyak yang bilang kita gak mungkin terus kayak gini, aku bisa cari orang  yang lebih cakep dari kamu. Tapi aku jawab adakah yang sebaik kamu? Senyebelin kamu? Kamu baru kurang lebih 5 bulan sama aku, kalau kita “putus” apa aku bisa cari orang seperti itu. 


Aku kangen kamu. Aku pengen meluk kamu, nyubit kamu, aku memang bukan puitis tapi aku sangat tidak terima kalau kita memang tidak bisa bersama.                


Perlu seseorang disini, dihati. Kalau kamu gak ada mungkin aku akan jadi orang lain. Aku paling tidak suka dibohongi apalagi disakitin, terlalu menyakitkan kalau kamu mengambil keputusan itu sekarang.


Kita coba satu bulan, kalau memang tidak bisa aku akan menyerah. Menyerah melawan waktu dan jarak yang memang memisahkan kita. Menyerah sama takdir yang sudah diatur, aku ikuti mau kamu. Aku tau pasangan itu ya harus mau dari kita berdua tapi kalau aku sendiri yang mengharapkan itu, lebih baik kita cukup sampai disini. Buat apalagi aku percaya sama takdir kita, mungkin kita tidak berjodoh...


Minggu, 22 Juli 2012

Mungkin



Terlalu ambigu. Terlalu bigung. Terlalu sedih. Terlalu ragu buat kamu.

Sedih. Hanya satu kata ini yang bisa mengungkapan gimana perasaanku saat ini. Mungkin aku memang bukan cewek beruntung yang dapat memiliki cowok sebaik malaikat. Tapi aku tau, kamu sangat tau aku gimana. Kamu bahkan tau apa yang aku rasain. Namun, cowok itu tetap makhluk gak peka yang gak ngerti gimana perasaan perempuan! Mereka itu memang gak bisa disamain tapi kalau emang rata-rata semuanya begitu mau diapain lagi. Mereka hanya merespon apa yang mereka lihat. Hanya mendengar suara orang yang ada disekeliling mereka.

Bisa gak sih sekali aja kamu  buat aku “special” dihati kamu, apa sih yang kamu pikirkan tentang aku? Apa hanya cewek-sok-imut-yang-bawel-yang-udah-gak-ada-lagi-disini-buat-apa-dipikirin. Buat apa dikenang. Buat apa dirindukan. Buat apa tetap dipertahanin. Biarin aja nyari cinta yang baru. Aku cukup tau apa yang aku rasain sekarang. Udah gk tau apalagi yang mau dicari. Aku gak mau berspekulasi tentang ini. Terlalu rumit. Terlalu menguras tenaga, air mata, hati, dan rasa sayang orang lain. Kamu yang buat aku percaya cowok itu gak sama. Cowok itu gak semuanya sama brengseknya. Tapi sekarang apa? Aku bingung. Terlalu ambigu disini. Terlalu labil. Terlalu sedih. Terlalu ragu buat kamu.

Aku percaya kamu, percaya sama apa yang kamu bilang. Tapi tetep yaa, hal-hal apapun yang kamu lakuin gak pernah kamu bilang, apa aku gak sepenting itu ya, bahkan orang lain yang tau duluan. Aku relaa kok ngelepas kamu demi orang lain yang lebih bisa mengerti kamu. Mungkin orang itu bukan aku. Bukan  aku. Bukan aku yang kamu butuhin. Bukan aku yang kamu mau. Bukan aku yang bisa mengerti kamu.

Mungkin jarak membuat kamu mudah melupakan. Mungkin waktu membuat kamu berpaling ke orang lain. Mungkin.