Orang yang memandang kamu hanya dari tampang, ketenaran,
kaya, atau bahkan kepintaran kamu bukan kawan namanya. Hanya numpang terkenal
lewat nama kamu saja. Atau lebih parah dikatakan sebagai musuh dalam selimut.
Engg…semua kata-kata itu tidak bisa dikatakan salah karena memang seperti
itulah yang terjadi. Tapi bagaimana kalau hal itu terjadi pada diriku? Jujur
saja, aku tidak mau memikirkannya. Tidak mau memusingkan perkara yang memang
sulit yang menerpaku saat ini. Rasanya inginkan punya sayap dan terbang menjauh
dari semua masalah.
Namun, bukan hidup namanya kalau gak ada masalah. Masalah
bisa terjadi disekitar kamu dan masalahlah yang mendewasakan kita. Terimakasih
masalah! Aku tau kamu sangat tertarik terhadapku, tapi bisakah untuk saat ini
kamu menjauh sebentar dari kehidupanku. Menyingkirlah jauh-jauh kalau kamu
tidak mengerti kata-kataku yang tadi! Masalah terus saja hilir-mudik
dihadapanku. Aku muak dengan semua ini. Aku muak dengan kamu masalah.
Mengertikah?
Aku menginginkan ketenangan. Kebebasan. Aku tidak ingin
terbelenggu dengan semua rantai-rantai besi yang kau ikatkan pada setiap urat
sendi tulangku. Aku menginginkan kau pergi, dan biarkan aku mendapatkan
ketenangan. Aku tidak ingin terganggu dengan semua dengungan lebah yang kau
bawa masuk melewati telinga. Aku berharap takkan ada setan merah yang masuk
melalui setiap sel otak yang ada. Aku hanya inginkan putih pada setiap helaan
nafas yang tersisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar