Resensi
ialah tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah karya yang dikarang
atau dicipta orang lain. Resensi itu asal katanya dari bahasa Belanda recensie.
Dalam bahasa Inggris, padanan katanya adalah istilah review (ini juga berasal
dari bahasa Latin: revidere; re “kembali”, videre “melihat”). Karya yang
dinilai dalam tulisan resensi meliputi buku, film, teater, lagu, dan
semacamnya.
Secara
umum, resensi dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Deskriptif :
menggambarkan dan menjelaskan tentang karya seseorang secara menyeluruh, baik
dari segi isi, penulisannya, maupun penciptanya (creator). Resensi deskriptif
ini tidak sampai pada penilaian kritik (bagus/tidak) si penulis terhadap karya
yang dia resensi. Dia hanya menjelaskan secara singkat tentang isi, proses, dan
pencipta sebuah karya.
2.
Deskriptif-evaluatif : resensi
dengan karakter kedua ini melakukan penilaian terhadap sebuah karya lebih dalam
dari yang pertama. Dia tidak hanya menggambarkan, tapi menilai sebuah karya
secara keseluruhan dengan kritis dan argumentatif. Sehingga ada kesimpulan pada
akhir resensi, apakah karya yang diresensi baik kualitasnya atau tidak.
3.
Deskriptif-komparatif : resensi yang
ketiga ini lebih sulit lagi daripada macam resensi yang kedua. Resensi macam ketiga ini mencoba melakukan penilaian
pada sebuah karya dengan cara membandingkan karya orang lain yang memiliki
kesamaan atau keterkaitan secara isi dan materi. Disebut sulit, sebab selain
membutuhkan analisa mendalam dan kritis, resensi macam ketiga ini membutuhkan
pengetahuan dan wawasan luas. Tidak hanya satu karya yang harus dia pahami,
namun karya-karya lain yang berhubungan dengan karya yang dia resensi harus
pula dia pahami.
Tujuan
resensi buku adalah mengomunikasikan penilaian yang sudah
ditimbang
masak-masak kepada pembaca lain, agar mereka memutuskan
ingin
membaca buku tersebut atau tidak. Penting menyajikan resensi
yang
mudah dipahami pembaca, mampu memenuhi kebutuhan dan
karakteristik
mereka. Dan sebagai saran seorang kawan, pembaca
diharapkan
akan mempertimbangkan pula masukan tersebut. Ingat, seorang
kawan
tak akan memaksa; andaipun terkesan memaksa, itu pasti demi
kebaikan
atau karena rasa sayang. Bila saran itu dirasa datang dari
seorang
kawan baik, orang yang tak akan mencelakakan, yakinlah saran
itu
akan berpengaruh, setidak-tidaknya karena ada seseorang telah
bersaksi
bahwa sebuah buku itu sungguh-sungguh layak diperhatikan.
Ada
lima alasan kenapa kita harus menulis resensi:
1. Sebagai
upaya mengikat makna. Dengan menulis kamu mengikat apa yang kamu baca. Dengan
mengikatnya maka kamu tidak akan cepat lupa pada hal-hal yang mungkin baik yang
ada di buku itu.
2. Menulis resensi juga merupakan latihan yang
baik untuk mengapresiasi sebuah tulisan, dengan elemen-elemennya. Resensi tentu
saja bukan sekumpulan pujian terhadap satu buku. Resensi boleh saja merupakan
deretan kritikan terhadap buku itu. Sah-sah saja. Tapi dengan meresensinya maka
kamu akan memikirkan baik buruknya buku yang kamu baca, dengan lebih dalam.
Yang pada berikutnya akan memberimu masukan secara pribadi,
kekurangan-kekurangan penulis yang tidak boleh dibiarkan ada pada tulisanmu
nanti, maupun mencoba mengambil kelebihan-kelebihan si penulis, agar juga
menjadi milikmu. Khususnya jika kamu ingin menjadi seorang penulis.
3. Menulis
resensi seperti juga buku harian, surat pembaca, atau blogging, merupakan
latihan yang sangat baik untuk menulis. Dengan menulis resensi kamu belajar
mengungkapkan gagasan dengan lebih baik.
4. Menulis
resensi, juga membantumu mengingat buku-buku apa yang telah kamu baca. Daripada
sekadar membaca, toh kamu sudah membeli buku itu, kenapa tidak sekalian menulis
apa kesanmu, apa yang bisa kamu ambil, apa protesmu tentang buku itu. Ini bisa
jadi cara baik untuk mengajak temanmu yang lain membaca. Apalagi kalau
diam-diam kamu punya koleksi resensi dari semua buku yang kamu baca.
5. Menulis
resensi juga bisa pembelajaran untuk bernalar dalam mentranskripsi teks yang
sangat luas ke dalam teks lebih ringkas dengan mengembangkan analisis prioritas
terhadap teks yang akan diresensi. Dengan demikian, kecerdasan otak kanan juga
lebih terasah.
Untuk
resensi buku, berikut beberapa kiat yang bisa membantu kita untuk mempermudah
penulisannya.
1. Baca
isi buku dengan pemahaman keilmuan yang kita miliki. Seorang yang tidak
menguasai teori sastra sama sekali, jelas akan kesulitan menganalisa buku
sastra. Apakah peresensi harus seorang ahli/ilmuwan? Tentu tidak. Tapi, minimal
menguasai dasar-dasar suatu ilmu pengetahuan yang ada dalam isi buku tersebut.
2. Peresensi
yang baik seyogianya membaca isi buku secara lengkap, jika perlu berulang-ulang
dan membandingkan dengan beberapa buku serupa. Tapi ini akan merepotkan dan
menghabiskan energi. Peresensi yang demikian biasanya untuk penulisan jenis
resensi kritik. Untuk jenis resensi informatif atau deskriptif, kita hanya
mencari bagian-bagian point of view dari tema buku, termasuk kata pengantar dan
epilog. Namun demikian, hanya bisa diterapkan untuk mengulas buku ilmiah yang
mana bab per babnya disusun secara baku dan teratur. Untuk buku jenis novel
jelas tidak bisa diterapkan.
3. Pilih
tema pokok yang ingin anda jelaskan dalam resensi. Point of view, atau angle
tidak boleh lebih dari satu. Hal ini untuk menghindari melebarnya pembahasan
dari tema pokok.
4. Kutip
beberapa materi dari isi buku sebagai data ulasan.
5. Berikan
penjelasan pada lead tulisan secara singkat dan deskriptif isi buku.
6. Materi isi buku dijabarkan pada bagian
struktur/badan penulisan.
7. Akhiri
penulisan dengan komentar singkat. Peresensi yang baik akan menyanjung dan
mengkritik secara objektif dan proporsional. Ingat, posisi peresensi dalam hal
ini adalah sama dengan seorang ilmuwan. Tak boleh subjektif dan distortif dalam
menyampaikan ulasan.
Adapun
tujuan resensi film adalah sebagai berikut:
1.
Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (menyeluruh) tentang apa
yang tampak dan terungkap dalam sebuah produk (buku, kaset, film, sinetron dan
sejenisnya yang udah saya sebutkan di atas).
2.
Mengajak penikmat film untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih
jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah produk.
3.
Memberikan pertimbangan kepada calon penonton atau penikmat film apakah sebuah
produk film pantas mendapat sambutan masyarakat atau malah sambitan?
4.
Menjawab pertanyaan yang (mungkin) muncul jika seseorang melihat produk yang
baru diluncurkan (diterbitkan), seperti:
a.
Siapa siapa sutradara dan para pemainnya? Beserta kru film lainnya
b.
Mengapa ia membuat film tersebut?
c.
Apa pernyataannya?
d.
Bagaimana hubungannya dengan film-film sejenis karya sutradara yang sama?
e.
Bagaimana hubungannya dengan film-film sejenis yang dihasilkan sutradara-sutradara
lain?
5.
Untuk segolongan penikmat film bertujuan :
a.
Membaca agar mendapatkan bimbingan dalam memilih-milih filmtersebut.
b.
Setelah membaca resensi produk berminat untuk menonton atau mencocokkan seperti
apa yang ditulis dalam resensi.
c.
Mengandalkan resensi sebagai sumber informasi.
Untuk
membuat resensi film, berikut ini langkah-langkah yang bisa dilakukan:
1.
Mengenali atau menjajaki film yang akan diresensi.
2.
Mulai dari tema film yang diresensi, disertai deskripsi (penggambaran) isi film
3.
Siapa perusahaan yang menerbitkan film itu, kapan dan di mana diproduksi?
Durasi berapa?
4.
Siapa sutradaranya nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan prestasi, film
apa saja yang ditulis hingga mengapa ia sampai menyutradarai film tersebut.
Jadi cerita singkat tentang sutradaranyanya. Termasuk produsernya
5.
Film tersebut termasuk golongan / genre film yang mana?
6.
Melihat film yang akan diresensi secara komfrehensif, cermat dan kunti (baca:
tekun dan teliti). Artinya melihat sedetail-detailnya. Jangan ada yang keliru.
7.
Menandai bagian film yang akan dijadikan sebagai kutipan dalam resensi.
Biasanya point-point yang menarik dari film tersebut.
8.
Membuat sinopsis atau intisari dari film yang akan diresensi.
9.
Menentukan sikap sebagai perensi dengan menilai hal-hal berikut:
a.
Skenarionya, alur ceritanya enak apa nggak (misalnya melompat-lompat apa
mengalir enak), bagaimana dengan dialog-doalog di ceritanya tersebut, bagaimana
akting dari para pemainnya, tata suara, tata gambar, dan latarnya bagus apa
tidak.
b.
Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar-dasar dan
kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar