Jakarta, Ibu sebagai sosok yang menjadi teladan nyatanya juga memegan peranan penting terhadap pemenuhan gizi keluarganya. Oleh sebab itu, ahli gizi menilai ibu hendaknya mendapatkan edukasi khusus tentang bagaimana pemberian gizi optimal yang baik bagi keluarga.
"Sebenarnya pemenuhan gizi itu lebih banyak terpengaruh pertama dari faktor ekonomi masyarakat. Yang kedua dari gaya hidup, sedangkan yang ketiga adalah faktor pengetahuan. Jadi ketika masyarakat ekonominya semakin baik, maka tuntutan untuk membeli makanan-makanan yang berkualitas semakin tinggi," ungkap Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS.
Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Pengumuman Juara Kontes Nasional Posyandu Peduli TAT 2013, yang diselenggarakan di Hotel Mercure Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Selasa (8/10/2013).
Menurut Prof Ali, tanpa dibarengi dengan pengetahuan yang baik, maka masyarakat cenderung akan membeli makanan secara sembarangan dan mengonsumsi makanan yang gizinya tidak seimbang. Ketidakseimbangan yang ia maksud misalnya konsumsi lemak yang tinggi, gula yang tinggi, garam yang tinggi, tetapi justru mengonsumsi makanan yang rendah serat, serta jarang mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.
"Jadi kita harus kembali memahami aspek gizi sebagai bagian dari cara untuk meraih gaya hidup sehat. Oleh karena itu, edukasi atau pemahaman menjadi hal yang sangat penting, terutama bagi ibu. Karena ibu bertanggung jawab di rumah, ia bertanggung jawab terhadap apa yang dimakan oleh keluarganya," tutur Prof Ali.
Selain ibu, Prof Ali menilai anak-anak pun juga mendapatkan edukasi mengenai gizi optimal dan seimbang. "Anak-anak juga harus diberikan edukasi, misalnya melalui kurikulum. Tidak hanya sekadar memperkenalkan apa itu karbohidrat, vitamin, mineral, tetapi juga bagaimana memahami gaya hidup sehat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya masalah gizi," tegas Prof Ali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar