Laman

Tampilkan postingan dengan label Pasar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pasar. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 November 2013

Rolls-Royce anggap Indonesia pasar potensial

Rolls-Royce Wraith (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

Jakarta (ANTARA News) - Rolls-Royce optimistis dengan pasar Indonesia sehingga mereka  mendistribusikan  Wraith.

Menurut General Manager Rolls Royce Motor Cars Asia Pasifik, Dan Balmer, pasar otomotif di Indonesia masih terus berkembang dan memiliki banyak potensi.

"Indonesia memang jadi salah satu pasar yang berpotensi untuk kamis, meski penjualan Rolls-Royce Ghost dan Phantom tidak sebesar di negara lain," katanya saat ditemui di Jakarta Pusat, Jumat.

"Konsumen kami itu adalah global people. Orang Indonesia yang punya investasi dimana-mana. Jadi keadaan ekonomi ini tidak mengubah kemampuan beli, hanya pembeliannya ditunda," katanya.

Dia bahkan menyebut pasar Indonesia mungkin akan jadi pasar terbesar merek mobil Inggris di tahun-tahun yang akan datang.

"Meski sekarang pasar terbesar kami masih Singapura," katanya.

Untuk itu, lanjutnya, semua lini milik Rolls-Royce pun diboyong ke Indonesia dan yang terbaru adalah Wraith, yang sudah bisa dipesan konsumen sejak hari ini.

"Tapi baru bisa dikirim pada pertengahan tahun depan. Kalau ada tambahan bespoke ya lebih lama dari itu," katanya. Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2013


View the original article here

Menparekraf: Pasar Desain panggung perancang lokal

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu (ANTARA)

Pasar Desain dipersiapkan menjadi sebuah ‘panggung’ di mana konsumen dalam maupun luar negeri bisa menemukan desain-desain unik dan bahkan sebagian belum dipasarkan sebelumnya dan merupakan karya-karya terbatas,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu berpendapat Pasar Desain merupakan ajang untuk mengembangkan produk desain karya anak bangsa.

"Pasar Desain dipersiapkan menjadi sebuah ‘panggung’ di mana konsumen dalam maupun luar negeri bisa menemukan desain-desain unik dan bahkan sebagian belum dipasarkan sebelumnya dan merupakan karya-karya terbatas," kata Menparekraf Mari Elka Pangestu saat mengunjungi Pasar Desain Kamis (7/11), dalam rilis pers yang diterima ANTARA News, Sabtu.

Pasar Desain yang diselenggarakan di mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat oleh Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) merupakan pop-up market, pasar kaget, yang memamerkan produk seni seperti karya kriya, lukis, patung, busana, hingga furnitur.

Pada acara itu perancang lokal ditantang untuk membuat produk berharga di bawah Rp1 juta agar dapat menjangkau masyarakat kelas menengah. Dengan tema "glocal/think global act local", Menparekraf menilai berkembangnya jumlah konsumen produk desain dalam negeri telah membuat mata dunia melihat kembali potensi pasar yang sangat besar di Indonesia.

Jumlah populasi yang besar juga menyebabkan bertambahnya kebutuhan properti dalam negeri dan membuka peluang bagi pengusaha yang bergerak di bidang interior dan produk desain.

Pasar Desain merupakan bagian dari upaya mengembangkan ekonomi kreatif khususnya sub-sektor desain arsitektur. Sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi PDB sekitar 7 persen, menyerap 11 juta tenaga kerja, dan membuka 9.7 persen lapangan usaha. 

Arsitektur, sebagai satu dari 15 sub-sektor ekonomi kreatif memberi kontribusi sebesar 4,2 persen atau senilai dengan Rp 19,9 triliun

Penyelenggaraan Pasar Desain ini diharapkan menjadi kiprah para desainer Indonesia dalam menyadarkan masyarakat untuk menghargai produk dalam negeri, berkontribusi dalam meningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat,  serta dapat mengajak semua pemangku kepentingan bidang desain untuk  turut berpartisipasi dalam menyukseskan kegiatan Pasar Desain. (*)


View the original article here

Sabtu, 09 November 2013

Suprima S, Peruntungan Baru Proton di Pasar Indonesia

VIVAnews - Sepekan PT Proton Edar Indonesia (PEI) meluncurkan Proton Suprima S. Sedan tak berbuntut bergaya premium itu sudah lumayan mendapat perhatian dari konsumen di Indonesia.

Head of Sales and Marketing Division PEI, Winara Arigayo, mengatakan, Proton Suprima S yang dibanderol Rp275 juta On the Road Jakarta, ditargetkan terjual 10 unit per bulan.

"Sejak dipamerkan lalu, sudah terpesan 2 unit," kata Winara dalam acara media test drive Proton Suprima S di Sirkuit Internasional Sentul, Bogor, Kamis 7 November 2013.

Bagi konsumen yang akan memesan, menurut Winara, Proton Suprima S akan dikirim dari negeri asalnya, Malaysia, ke Tanah Air sebanyak 100 unit hingga akhir tahun fiskal (April 2014).

"Untuk target wilayah penjualan, Jakarta sekitar 50 persen, sisanya tersebar di wilayah lainnya," jelasnya.

Proton Suprima S telah mendapatkan penghargaan 5 Star ANCAP "Australasian Car Assessment Program", atas kualitas dan keamanan mobil tersebut.

Mobil ini dibekali mesin CVE 1.6 liter turbo Proton bertenaga 138 Hp pada 5000 rpm dan torsi maksimum 205Nm dari 2000-4000 rpm. Klik tautan ini untuk melihat spesifikasi lengkapnya. (art)


View the original article here

Jumat, 08 November 2013

10 Perusahaan Kuasai Pasar Produk Konsumsi Dunia

VIVAnews - Sepuluh perusahaan besar tanpa disadari telah menguasai banyak produk yang akan dibeli masyarakat. Dari produk rumah tangga, makanan, hewan peliharaan, hingga celana jeans.

Sebuah bagan melalui Reddit yang dikutip dari policymic bertajuk "Pilihan Ilusi" dijelaskan, perusahaan-perusahaan besar itu menciptakan sebuah rantai ke masing-masing 10 perusahaan besar itu.

Nama-nama perusahaan besar itu sudah dikenal. Bahkan, sangat menakjubkan bila melihat bagaimana perusahaan raksasa itu memiliki pengaruh yang sangat signifikan bagi kehidupan masyarakat.

Sebagai contoh, Yum Brands, pemilik KFC dan Taco Bell. Perusahaan ini memisahkan diri menjadi perusahaan baru dari Pepsi. Semua restoran milik Yum Brands hanya menjual produk Pepsi, karena kemitraan khusus dengan perusahaan pembuat soda itu.

Procter & Gamble Company yang memiliki aset US$84 miliar, dan merupakan pemasang iklan terbesar di Amerika Serikat, telah memasang iklan dengan sejumlah brand beragam yang memproduksi banyak produk dari obat-obatan, pasta gigi, hingga fashion mewah. P&G diketahui melayani pembelian 4,8 miliar orang di seluruh dunia melalui jaringan yang dibuatnya.

Selanjutnya, Nestle Corporation beraset US$200 miliar, merupakan perusahaan yang terkenal dengan produk cokelatnya. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia, dan memiliki sekitar 8.000 merek berbeda di seluruh dunia.

Nestle juga memiliki saham atau bermitra dengan perusahaan lainnya. Termasuk dalam jaringan ini, yakni produsen shampo L'Oreal, makanan bayi Giant Gerber, merek pakaian Diesel, serta pembuat makanan hewan peliharaan Purina dan Friskies.

Perusahaan raksasa lainnya, Unilever, yang di antaranya memproduksi sabun yang sangat terkenal, disebut telah melayani 2 miliar orang di seluruh dunia. Unilever juga mengendalikan jaringan yang memproduksi segala barang mulai dari Q-tips untuk selai kacang Skippy.

Tidak hanya produk konsumsi, pada beberapa dekade terakhir, ternyata berita dan informasi juga dikuasai segelintir perusahaan. Pada tahun lalu, Frugal Dad Infographic memaparkan, 90 persen industri media sekarang hanya dikuasai 6 perusahaan. Jumlah ini turun drastis dari 50 perusahaan pada 1983.

Sementara itu, Federal Reserve Map menjelaskan, pada tingkat makro, 37 bank telah bergabung hanya menjadi empat bank, yakni JPMorgan Chase, Bank of America, Wells Fargo, dan Citi Group dalam dua dekade terakhir.

Lembaga-lembaga keuangan terbesar itu memegang 54 persen dari total aset keuangan. Padahal, pada 1990, mereka hanya menguasai 20 persen. Seperti yang dilaporkan oleh MotherJones, jumlah bank mulai berkurang dari 12.500 bank menjadi 8.000 bank.


View the original article here