(Epochtimes.co.id)
Sutradara : Gary Ross,
Pemain : Jennifer Lawrence, Josh Hutcherson, Liam Hemsworth, Woody Harrelson
Produksi : Lions Gate Entertainment
Rating : (4.5 / 5)
Di masa persaingan di antara tayanganreality show di televisi, “The Hunger Games”hadir dengan menggambarkan perjuangan dua orang remaja untuk bertahan hidup di tengah persaingan mematikan dengan para remaja lainnya. Film science fiction (fiksi ilmiah) terbaru ini telah menarik perhatian besar di kalangan media sosial, kritikus film, dan penggemar, yang rata-rata mempertanyakan apakah film ini akan “panjang umur” dan mampu menyaingi kesuksesan “Harry Potter” dan “Twilight”.
Setiap tahun, masing-masing distrik dari wilayah Panem (reruntuhan Amerika Utara) harus mengirimkan satu orang laki dan perempuan berusia antara 12-18 tahun ke Capitol (ibu kota) untuk berlatih dan berkompetisi dalam Hunger Games – sebuah kompetisi mematikan yang ditayangkan secara live di televisi sebagai bentuk skema intimidasi dari pemerintah diktator.
Pada hari penentuan, Katniss, seorang gadis berusia 16 tahun (Jennifer Lawrence) sebelumnya yakin bahwa adik perempuannya, Prim (Shields Willow) tidak akan dipilih karena namanya hanya disampaikan satu kali. Namun, ketika nama Prim dipilih dan diumumkan oleh Effie Trinket (Elizabeth Banks), Katniss segera mengajukan diri sebagai sukarelawan untuk menggantikan adiknya.
Bersama dengan Peeta (Josh Hutcherson), mereka berdua mewakili Distrik 12 untuk dibawa ke Capitol dan memulai pelatihan. Capitol merupakan sebuah tempat mewah yang dipenuhi oleh para penduduk flamboyan. Peeta dan Katniss berjumpa dengan berbagai karakter yang unik, seperti host televisi karismatik Caesar Flickerman (Stanley Tucci) dan penata busana yang baik hati, Cinna (Lenny Kravitz).
Sebagai seorang pemanah yang ahli, Katniss bergantung pada instingnya yang tajam dan bimbingan dari mantan pemenang dari Distrik 12, Haymitch (Woody Harrelson), untuk dapat memenangkan pertempuran dan bermain pintar di pertandingan berpasangan. Katniss berjuang dengan penuh loyalitas di arena Hunger Games dan akhirnya mengalami konflik yang sangat dalam ketika orang terakhir yang harus ia bunuh adalah Peeta, rekannya sesama Distrik 12.
Jennifer Lawrence adalah seorang aktris yang sangat cocok bermain di suasana alam liar, sehingga dapat mewujudkan karakter Katniss, yang lambat laun berubah menjadi seorang yang berwatak keras dan tak dapat mempercayai orang lain kecuali adiknya Prim dan sahabatnya Gale (Liam Hemsworth). Dalam sebuah film yang sangat berpusat pada perspektif karakternya, kinerja Lawrence tampak sangat menonjol dalam film ini. Memberikan hiburan bernuansa ketegangan tersendiri bagi penonton untuk menangkap esensi karakter Katniss.
Lawrence telah mengumpulkan nominasi Oscar untuk Aktris Terbaik dalam penampilannya di film triller indie beranggaran rendah, Winter’s Bone dan menjadi salah satu aktris Hollywood yang paling menjanjikan. Sedangkan lawan main Lawrence, Josh Hutcherson, menggambarkan Peeta sebagai karakter yang sangat baik hati yang diam-diam jatuh cinta kepada Katniss, meskipun hal itu bukanlah unsur fokus dari film ini. Hutcherson dan Lawrence terlihat mampu bekerja sama dengan baik dalam film tersebut.
Para pemeran pendukung dalam film ini juga tampil cemerlang, termasuk Elizabeth Banks (Seabiscuit), Lenny Kravitz (Precious), Stanley Tucci (The Devil Wears Prada, Julie & Julia), dan Toby Jones (Tinker Tailor Soldier Spy).
Donald Sutherland (Space Cowboys) berperan sebagai diktator Capitol, Presiden Snow, dan Wes Bentley (American Beauty) sebagai Kepala Hunger Games, yang mengendalikan semua aspek permainan.
Film ini tetap dekat dengan cerita novel aslinya dengan pengembangan karakter yang konsisten, sinematografi, dan pemain yang hebat, sehingga film ini seolah menjadi terjemahan dari buku ke film dengan hasil yang memuaskan. Sebagian besar pujian layak dialamatkan ke sutradara Gary Ross yang ikut menulis skenario bersama sang penulis novel, Suzanne Collins.
Ross pandai dalam pengambilan angle close-up tanpa bergantung pada klise atau gimmick tambahan, sepenuhnya menggambarkan sudut pandang orang pertama Katniss tanpa bantuan narasi, sementara goyangan kameranya memberikan bidikan mentah yang pas dengan konten.
Satu-satunya yang menjadi masalah dalam film ini adalah special FX, secara lebih khusus dapat disebutkan yaitu efek api dalam film. Mengingat bahwa api merupakan elemen yang umum hampir di seluruh bagian cerita, efek dari api tampak sedikit mengecewakan. Selain itu, terdapat beberapa elemen kecil dari cerita asli yang diubah untuk membuat jalan bagi urutan lebih besar dan motif dari cerita, tetapi tetap tidak mengganggu jalan cerita keseluruhan, malah justru seolah melengkapi cerita aslinya.
|
Jennifer Lawrence dalam film science fiction bergenre aksi-drama, The Hunger Games. (MURRAY CLOSE/LIONS GATE ENTERTAINMENT)
|
|
Meskipun film ini hampir sepenuhnya menggambarkan kekerasan dan skenario berdarah dari novel aslinya, Ross secara sempurna memberikan sudut pandang Katniss kepada para penonton, yakni sebuah pertempuran mengerikan di arena, dan sejumlah kematian tanpa mengabaikan emosi. Soundtrack film juga turut andil dalam menciptakan dampak yang lebih besar ke nada keseluruhan dan membangkitkan respon yang lebih menarik dari para penonton.
Hunger Games berhasil menggambarkan sebuah novel yang memiliki pesan mendalam karya Suzanne Collins mengenai pengorbanan dan perjuangan hidup, memicu awal yang kuat dari fenomena peradaban baru umat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar