Ada yang aneh. Tak seharusnya aku merasakan getar-getar aneh
saat dia menelfonku tadi. Harusnya rasa itu telah mati bersama dengan kenangan
yang telah terkubur jauh di sana. Di dasar hati yang gelap, bagian yang tidak
mau lagi terjamah oleh diriku sendiri.
Apa kenangan tentang keberadaan dirinya terlampau kuat? Bahkan melebihi kuasa
atas diriku sendiri. Apakah dia tidak mengerti
aku-sedang-mencoba-melupakan-dirinya-dan-mungkin-juga-cintanya tentu saja
apabila dia benar-benar mencintaiku. Kenapa dia harus hadir dalam sebuah telfon
singkat yang bahkan hanya berisi kabar. Merindu? Ya, aku jelas merindukan
dirinya. Tapi bisa apa. Jarak yang terbentang beribu kilometer membuat rindu
seakan membelit kuat hingga sulit sekali bernafas dalam gelap yang dia ciptakan.
Hey, apakah rasa ini masih pantas? Aku telah memiliki seseorang. Seseorang yang
kuanggap bisa dan segera membuatku lupa akan luka. Aku tak ingin dia terluka.
Tuhan, apakah rasa ini salah? Aku hanya ingin tak lagi mengingat masa lalu
dengan getar yang aneh. Tak ingin mengingat semua luka yang telah lama hilang,
membekas kembali dan semakin mengiris dengan sembilu yang begitu menyakitkan.
Berdoa, demi ketenangan batin dan jiwa yang terluka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar