Laman

Tampilkan postingan dengan label mereka. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label mereka. Tampilkan semua postingan

Jumat, 08 November 2013

Mereka yang Meraup Untung dari IPO Twitter

VIVAnews - Debut saham Twitter Inc, di Bursa Efek New York, Amerika Serikat, mendatangkan berkah bagi petinggi situs mikroblog itu. Kekayaan gabungan pendiri Twitter Evan Williams dan Jack Dorsey, bersama Chief Executive Officer (CEO) melambung menjadi US$4 miliar atau sekitar Rp45 triliun setelah penawaran umum perdana.

Pada transaksi perdana Kamis, 7 November 2013, seperti dikutip CNBC, saham Twitter melesat 72,7 persen menjadi US$44,9 dari harga perdana US$26 per unit. Lonjakan harga saham situs jejaring sosial itu sontak membuat kekayaan pendiri Twitter, Evan Williams, melewati US$2,56 miliar atau setara Rp29,1 triliun.

Williams adalah pemegang saham terbesar Twitter, yang menguasai 56,9 juta saham. Kekayaan Williams melompat hampir dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya, usai penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham Twitter.

Pendiri Twitter lainnya, Jack Dorsey, yang memiliki 23,4 juta saham, kekayaannya kini bernilai US$1,06 miliar atau setara Rp12,07 triliun. Secara resmi, melambungnya harta Dorsey itu, menempatkannya dalam deretan miliarder baru.

Lonjakan kekayaan Dorsey tersebut sudah diperkirakan lebih dari US$1 miliar sebelum IPO Twitter.

Sementara itu, CEO Twitter, Dick Costolo, mengatakan, IPO perusahaan bukan semata untuk kekayaan pribadi. Meski demikian, keberuntungan berpihak pada Costolo, karena nilai kekayaannya ikut melonjak menjadi lebih dari US$345 juta atau setara Rp3,93 triliun.

Tentu saja, trio petinggi Twitter tersebut masih akan melihat nasib saham perusahaan dalam beberapa bulan mendatang. Meskipun, mereka kemungkinan akan mengatakan tidak "peduli" dengan kekayaan mereka.

Sebelumnya, dengan penetapan harga saham perdana Twitter sebesar US$26, telah meningkatkan nilai IPO menjadi US$1,82 miliar. Nilai IPO itu masuk dalam debut terbesar kedua di bursa untuk perusahaan berbasis internet. Bahkan, disebut melampaui IPO Google pada 2004. (umi)


View the original article here

Rabu, 06 November 2013

Busana anak-anak harus sesuai umur mereka

Jakarta (ANTARA News) - Anak-anak seharusnya bisa tampil dengan busana yang sesuai usia mereka, kata Ketua Dewan Juri Kids Fashion Competition: Islamic Fashion, Nana Lystiani di Indonesia Book Fair ke-33, yang berlangsung di Jakarta, Selasa.

"Anak-anak itu harusnya tampil di usia mereka, jadi enggak yang blink-blink, make up tebal," katanya di akhir pengumuman pemenang lomba kepada ANTARA News.

Nana menyayangkan dalam ajang fesyen untuk anak-anak kategori usia 4-10 tahun ini, umumnya anak-anak tampil dengan busana tak sesuai usia mereka, seperti gaun-gaun model dewasa ditambah dengan model hijab (jilbab) dan aksesoris seperti dewasa.

Ia dan rekan-rekan juri pun kesulitan memilih pemenang lomba yang digelar dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1435 Hijriah ini.

"Saya agak susah milih, karena para orang tua ini mendadani anaknya habis-habisan," ujarnya.

Nana sebetulnya berharap dalam sebuah peragaan busana, anak-anak tampil tanpa make up dalam balutan busana muslim anak-anak.

Tak heran, jika pemenang lomba ini pun adalah anak yang tampil sesuai umurnya, mulai dari busana anak-anak dan tanpa make up.

"Tadi yang menang memang tidak pakai make up kan? Dia kelihatan natural, sesuai tampilan anak-anak. Anak-anak memang tidak ber make up kan?," kata Editor buku-buku fesyen ini.

Ia memaklumi bila para orang tua sebenarnya ingin anak-anak mereka tampil cantik di ajang ini. Nana berharap nantinya, dalam lomba-lomba serupa, anak-anak tidak menggunakan pakaian model dewasa. Para orang tua pun seharusnya memperhatikan model baju anak-anaknya, jilbab dan aksesorisnya.


View the original article here