Laman

Tampilkan postingan dengan label setelah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label setelah. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 November 2013

Film 308 tayang kembali setelah tampil di festival AS

Aktor Denny Sumargo, Sutradara film Jose Purnomo, Produser film 308 Rocky Soraya dan aktris Shandy Aulia pada 4 September 2012 saat konferensi pers terkait terpilihnya film 308 dalam Screamfest Horror Film Festival (ANTARA FOTO/Teresia May)

Jakarta (ANTARA News) - Film horor "308" akan kembali ditayangkan secara serentak di bioskop Indonesia pada 21 November."308" baru saja mengikuti ajang Screamfest Horror Film Festival di Los Angeles, Amerika Serikat, 8-17 Oktober lalu dan menjadi satu-satunya wakil dari Asia dalam ajang tersebut."Sebagai apresiasi bahwa film ini sudah mengikuti sebuah festival internasional, mungkin masih banyak yang belum menonton film ini," kata Rocky Soraya selaku Produser film "308" ketika ditanya mengapa film ini akan ditayangkan kembali.Rocky menambahkan film ini dapat kembali tayang karena mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bidang Seni Budaya dan Pengembangan Industri Perfilman karena dianggap turut memperkenalkan budaya Indonesia di festival film bertaraf internasional.Film yang bercerita tentang kamar hotel bernomor "308" yang sering dikunjungi Nyi Roro Kidul itu dibintangi oleh Shandy Aulia, Denny Sumargo dan Kartika Putri serta di sutradarai oleh Jose Poernomo.Meskipun tidak mendapatkan penghargaan namun pihak produser film mengaku bersyukur karena film ini diapresiasi dengan baik karena akan dibuat ulang versi Amerika."Screamfest ini agak berbeda dengan festival lainnya, ada yang dapat piala tapi tidak di re-make, meskipun kami tidak dapat piala namun film ini akan di re-make," tambah Rocky.Rocky menambahkan, film 308 ini rencananya akan dibuat versi Amerika Serikat dan Abigail Breslin, aktris muda kelahiran Newyork, akan bermain untuk film ini. Meskipun film versi Amerika namun 90 persen pengambilan gambar akan dikerjakan di Indonesia. "Ceritanya nanti akan ada keluarga Amerika yang pindah untuk bekerja di Indonesia, nanti pasti akan ada pemain Indonesianya," tambah Rocky ketika ditanya kemungkinan adanya pemain film Indonesia yang ikut andil dalam 308 versi Amerika tersebut.Selain itu pemain utama wanita film 308, Shandy Aulia, ditawari kontrak kerja dengan CAA (Creative Artists Agency), sebuah agensi besar di Amerika Serikat yang menangani Angelina Jolie dan Jennifer Aniston.Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2013

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com


View the original article here

Film 308 tayang kembali setelah tampil di festival AS

Aktor Denny Sumargo, Sutradara film Jose Purnomo, Produser film 308 Rocky Soraya dan aktris Shandy Aulia pada 4 September 2012 saat konferensi pers terkait terpilihnya film 308 dalam Screamfest Horror Film Festival (ANTARA FOTO/Teresia May)

Jakarta (ANTARA News) - Film horor "308" akan kembali ditayangkan secara serentak di bioskop Indonesia pada 21 November."308" baru saja mengikuti ajang Screamfest Horror Film Festival di Los Angeles, Amerika Serikat, 8-17 Oktober lalu dan menjadi satu-satunya wakil dari Asia dalam ajang tersebut."Sebagai apresiasi bahwa film ini sudah mengikuti sebuah festival internasional, mungkin masih banyak yang belum menonton film ini," kata Rocky Soraya selaku Produser film "308" ketika ditanya mengapa film ini akan ditayangkan kembali.Rocky menambahkan film ini dapat kembali tayang karena mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bidang Seni Budaya dan Pengembangan Industri Perfilman karena dianggap turut memperkenalkan budaya Indonesia di festival film bertaraf internasional.Film yang bercerita tentang kamar hotel bernomor "308" yang sering dikunjungi Nyi Roro Kidul itu dibintangi oleh Shandy Aulia, Denny Sumargo dan Kartika Putri serta di sutradarai oleh Jose Poernomo.Meskipun tidak mendapatkan penghargaan namun pihak produser film mengaku bersyukur karena film ini diapresiasi dengan baik karena akan dibuat ulang versi Amerika."Screamfest ini agak berbeda dengan festival lainnya, ada yang dapat piala tapi tidak di re-make, meskipun kami tidak dapat piala namun film ini akan di re-make," tambah Rocky.Rocky menambahkan, film 308 ini rencananya akan dibuat versi Amerika Serikat dan Abigail Breslin, aktris muda kelahiran Newyork, akan bermain untuk film ini. Meskipun film versi Amerika namun 90 persen pengambilan gambar akan dikerjakan di Indonesia. "Ceritanya nanti akan ada keluarga Amerika yang pindah untuk bekerja di Indonesia, nanti pasti akan ada pemain Indonesianya," tambah Rocky ketika ditanya kemungkinan adanya pemain film Indonesia yang ikut andil dalam 308 versi Amerika tersebut.Selain itu pemain utama wanita film 308, Shandy Aulia, ditawari kontrak kerja dengan CAA (Creative Artists Agency), sebuah agensi besar di Amerika Serikat yang menangani Angelina Jolie dan Jennifer Aniston.Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2013

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com


View the original article here

Kesan sutradara "308" setelah mengikuti festival internasional

ilustrasi Sutradara Jose Poernomo (kiri), Aktris Shandy Aulia, Aktris cilik Chantika Zahra (2 kanan), dan Aktor Fedy Nuril (kanan) memberikan keterangan pers peluncuran film "Moga Bunda Disayang Allah" di Jakarta, Senin (1/7). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Mereka sangat apresiatif, karena mereka katakan suka secara spesifik di bagian-bagian film ini. Tidak ada kata lain selain bangga,"
Jakarta (ANTARA News) - Jose Poernomo, sutradara film "308" yang baru saja kembali dari Los Angeles setelah mengikuti Screamfest Horror Film Festival di Los Angeles, Amerika Serikat, 8--17 Oktober lalu mengaku berkesan dengan apresiasi sineas disana."Dengan segala kekurangan dan kelebihannya film yang kita kerjakan ini berhasil menarik perhatian publik disana," kata Jose Poernomo dalam keterangan persnya, Rabu (6/11).Jose juga menambahkan bahwa semasa pemutaran film 308 ini selalu mendapatkan sambutan dari penonton dan penyelenggara sampai membuka pertunjukan tambahan untuk melayani ketertarikan para pelaku industri film dan penonton dari Indonesia yang tinggal di Amerika."Mereka sangat apresiatif, karena mereka katakan suka secara spesifik di bagian-bagian film ini. Tidak ada kata lain selain bangga," kata Jose Poernomo yang sudah menghasilkan 13 film salah satunya adalah Jelangkung pada tahun 2001."Bahkan sutradara lain yang mengetahui kami dari 308 justru ingin berfoto bersama kita," tambah Jose.Bagian paling berkesan menurut Jose adalah ketika beberapa produser dan sutradara menanyakan trik dan biaya produksi untuk satu adegan di film 308. Adegan tersebut adalah ketika Nyi Roro Kidul keluar dari lorong. Menurut Jose adegan munculnya tokoh menyeramkan merupakan bagian penting dari sebuah film horor."Ada beberapa produser dan sutradara yang mempertanyakan satu adegan bagaimana cara membuat adegan Nyi Roro Kidul muncul dari lorong," kata Jose."Selama ini saya belajar dari mereka, eh mereka bertanya sama kita," kata sutradara berusia 46 tahun ini.Selain itu meskipun tidak memenangi festival film tersebut, Jose tetap bersyukur karena filmnya bisa ditonton banyak pelaku industi film. Baginya itu bisa mengenalkan film Indonesia di dunia internasional."Animo pelaku industri film disana luar biasa, bahkan (menjelang pemutaran film) orang disebelah saya ada yg mau bertukar kursi untuk temannya yang ingin bertemu saya untuk membicarakan film," kata Jose.(*)Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2013

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com


View the original article here

Kesan sutradara "308" setelah mengikuti festival internasional

ilustrasi Sutradara Jose Poernomo (kiri), Aktris Shandy Aulia, Aktris cilik Chantika Zahra (2 kanan), dan Aktor Fedy Nuril (kanan) memberikan keterangan pers peluncuran film "Moga Bunda Disayang Allah" di Jakarta, Senin (1/7). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Mereka sangat apresiatif, karena mereka katakan suka secara spesifik di bagian-bagian film ini. Tidak ada kata lain selain bangga,"
Jakarta (ANTARA News) - Jose Poernomo, sutradara film "308" yang baru saja kembali dari Los Angeles setelah mengikuti Screamfest Horror Film Festival di Los Angeles, Amerika Serikat, 8--17 Oktober lalu mengaku berkesan dengan apresiasi sineas disana."Dengan segala kekurangan dan kelebihannya film yang kita kerjakan ini berhasil menarik perhatian publik disana," kata Jose Poernomo dalam keterangan persnya, Rabu (6/11).Jose juga menambahkan bahwa semasa pemutaran film 308 ini selalu mendapatkan sambutan dari penonton dan penyelenggara sampai membuka pertunjukan tambahan untuk melayani ketertarikan para pelaku industri film dan penonton dari Indonesia yang tinggal di Amerika."Mereka sangat apresiatif, karena mereka katakan suka secara spesifik di bagian-bagian film ini. Tidak ada kata lain selain bangga," kata Jose Poernomo yang sudah menghasilkan 13 film salah satunya adalah Jelangkung pada tahun 2001."Bahkan sutradara lain yang mengetahui kami dari 308 justru ingin berfoto bersama kita," tambah Jose.Bagian paling berkesan menurut Jose adalah ketika beberapa produser dan sutradara menanyakan trik dan biaya produksi untuk satu adegan di film 308. Adegan tersebut adalah ketika Nyi Roro Kidul keluar dari lorong. Menurut Jose adegan munculnya tokoh menyeramkan merupakan bagian penting dari sebuah film horor."Ada beberapa produser dan sutradara yang mempertanyakan satu adegan bagaimana cara membuat adegan Nyi Roro Kidul muncul dari lorong," kata Jose."Selama ini saya belajar dari mereka, eh mereka bertanya sama kita," kata sutradara berusia 46 tahun ini.Selain itu meskipun tidak memenangi festival film tersebut, Jose tetap bersyukur karena filmnya bisa ditonton banyak pelaku industi film. Baginya itu bisa mengenalkan film Indonesia di dunia internasional."Animo pelaku industri film disana luar biasa, bahkan (menjelang pemutaran film) orang disebelah saya ada yg mau bertukar kursi untuk temannya yang ingin bertemu saya untuk membicarakan film," kata Jose.(*)Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2013

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com


View the original article here