Laman

Tampilkan postingan dengan label Tekanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tekanan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 November 2013

Bank Dunia yakin Indonesia dapat mengatasi tekanan ekonomi

Ilustrasi. Dua pekerja berjalan di atas jembatan sementara (temporary bridge) dengan latar belakang pembangunan Terminal Peti Kemas Kalibaru, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (7/11). (ANTARA FOTO/Hermanus Prihatna)

Selama dekade terakhir, dunia telah melihat Indonesia muncul sebagai negara berpendapatan menengah
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Negara Bank Dunia untuk Indonesia yang baru dilantik, Rodrigo Chaves, mengatakan, Indonesia akan dapat mengatasi tekanan ekonomi saat ini sebagaimana pernah dialami dalam tahun-tahun sebelumnya.

Menurut Rodrigo Chaves, dalam siaran pers Bank Dunia yang diterima di Jakarta, Sabtu, hal tersebut dinilai antara lain karena fundamental makroekonomi Indonesia yang kuat dan manajemen fiskal yang penuh kehati-hatian.

Karena itu, ujar dia, Bank Dunia meyakini bahwa Indonesia akan mengatasi tekanan saat ini yang memengaruhi rupiah dan akan tahan melawan volatilitas eksternal.

"Lebih penting lagi, bangsa besar ini memiliki apa saja yang dibutuhkan guna membawa kesejahteraan bagi rakyatnya," kata Chaves yang mendapatkan gelar doktorat ekonomi dari Ohio State University.

Sebelum bergabung dengan kantor Bank Dunia di Indonesia, Chaves menjabat sebagai Direktur Pengentasan Kemiskinan dan Manajemen Ekonomi untuk Amerika Latin dan Karibia.

Menurut dia, tantangan pembangunan yang dihadapi di Amerika Latin dan Karibia serupa dengan kondisi yang dihadapi di Indonesia, seperti berkembangnya ketimpangan sosial dan kebutuhan bagi kaum miskin dan masyarakat rentan, termasuk memperluas akses kepada pendidikan, kesehatan, air minum, dan jasa layanan dasar lainnya.

Chaves akan memimpin program di Indonesia yang mencakup portofolio sebanyak 37 operasi aktif, dengan komitmen net sebesar 8 miliar dolar AS dalam bentuk pinjaman terhitung Agustus 2013.

Beragam program tersebut berkisar dari dukungan terhadap pembangunan di dalam masyarakat, perluasan energi geothermal, dan jasa layanan pendidikan anak-anak usia dini.

"Setelah enam dekade kemitraan produktif, Bank Dunia merasa terhormat untuk melanjutkan dukungan terhadap ambisi Indonesia untuk menjadi salah satu negara paling makmur," kata Chaves.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan tahun anggaran 2014 merupakan periode stabilisasi dan pemerintah lebih fokus untuk membenahi fundamental perekonomian nasional, dengan risiko pertumbuhan tidak akan lebih tinggi dari angka enam persen.

Chatib memastikan pemerintah akan menetapkan kebijakan fiskal yang ketat dengan menjaga defisit anggaran serta memastikan agar defisit neraca transaksi berjalan tidak makin melebar, sebagai upaya stabilisasi tersebut.


View the original article here

Sabtu, 09 November 2013

Bank Dunia Yakin RI Bisa Atasi Tekanan Rupiah dan Gejolak Eksternal

VIVAnews - Indonesia dipandang bisa mengatasi tekanan atas kurs mata uangnya dan mampu terus bertahan dari gejolak eksternal. Namun pemerintah Indonesia harus siap mengantisipasi lambatnya pertumbuhan ekonomi yang melanda negeri ini.

Demikian penilaian Rodrigo Chaves, Kepala Baru Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia. Rodrigues merupakan seorang ekonom dengan lebih dari 20 tahun pengalaman bekerja di bidang pembangunan di lebih dari 30 negara.

“Dalam dekade terakhir, dunia telah melihat transformasi Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah yang dinamis, berkat fondasi makro-ekonomi yang kuat dan manajemen fiskal yang baik. Bank Dunia percaya bahwa Indonesia akan mengatasi tekanan pada Rupiah, dan terus bertahan menghadapi gejolak eksternal," kata Chaves dalam keterangan tertulis yang dikirim ke VIVAnews hari ini.

Yang lebih penting, lanjut Chaves, negara besar ini memiliki semua yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi semua rakyat Indonesia. Meski ekonomi Indonesia tetap tangguh, dia mengingatkan bahwa tingkat pertumbuhan di Indonesia mulai melambat.

Kondisi ini mencerminkan pelemahan dalam investasi, harga komoditas, serta konsumsi domestik. Defisit neraca Indonesia juga terus naik, dengan jumlah impor yang naik lebih cepat dari pada jumlah ekspor.

Namun Rodrigues melihat bahwa perubahan kebijakan dalam beberapa bulan terakhir, seperti pengurangan subsidi bahan bakar minyak, merupakan perkembangan positif yang akan membantu Indonesia bangkit kembali.

“Ekonomi Indonesia tengah menyesuaikan diri dengan ketidakpastian jangka pendek. Namun proyeksi pertumbuhan negara ini tidak perlu diragukan lagi, terutama bila rencana jangka panjang dan kebijakan publik dapat meningkatkan investasi, serta juga perluasan keterampilan tenaga kerja dan infrastruktur," kata Chaves, yang mendapat gelar doktoratnya di bidang ekonomi dari Ohio State University.
Sebelum ditempatkan di Indonesia, Chaves merupakan Direktur Pengentasan Kemiskinan dan Manajemen Ekonomi untuk kawasan Amerika Latin dan Karibia, yang memiliki tantangan pembangunan serupa dengan Indonesia.

Tantangan tersebut termasuk mengatasi naiknya ketidaksetaraan serta memenuhi kebutuhan masyarakat miskin, dan memperluas akses pendidikan, kesehatan, air minum dan layanan dasar lainnya. Walaupun tingkat kemiskinan di Indonesia telah turun menjadi 11,8 persen pada tahun 2013, sekitar 40 persen penduduk – atau 100 juta orang – masih menderita kemiskinan.

Chaves akan memimpin program Bank Dunia di Indonesia dengan portfolio terdiri dari 37 proyek aktif dengan nilai komitmen USD $8 milyar per Agustus 2013; portfolio tersebut terdiri dari berbagai program, termasuk program pembangunan berbasis masyarakat, program perluasan energi geotermal, dan program layanan pendidikan anak usia dini. (eh)


View the original article here