Laman

Tampilkan postingan dengan label Korea. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Korea. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 November 2013

Tiga warna favorit untuk mobil di Korea Selatan

ilustrasi jajaran kendaraan baru (FOTO ANTARA/Andika Wahyu)

Seoul (ANTARA News) - Putih, abu-abu, dan hitam mendominasi warna kendaraan di Korea Selatan.

Seperti dilaporkan kantor berita Yonhap, merek Korea Selatan Hyundai Motor Co. menyebut bahwa lebih dari 90 persen pembeli memilih warga putih, abu-abu, atau hitam untuk kendaraan baru mereka padahal ada 51 pilihan warna.

Sedan Hyundai Grandeur bahkan 98.8 persennya berwarna putih, abu-abu, atau hitam.

Hyundai juga mengemukakan selama sepuluh bulan pertama 2013 kendaraan kompak Avante putihm abu-abu, atau hitam terjual 96,7 persen sedangkan Sonata 92,4 persen.

Tak satupun Sonata warna kuning terjual selama periode itu, sebut Hyundai.

Di sisi lain, Toyota Motor yang melakukan eksperimen warna justru sukses di Jepang.

Merek Jepang itu berencana menjual sedan mewah Toyota Crown warna hot pink pada Desember tahun ini.

Pada September ada 650 pesanan untuk Toyota Crown hot pink.

Crown biasanya digunakan sebagai kendaraan dinas para petinggi perusahaan.

PPG Industries, pabrik terbesar yang memproduksi cat mobil, menyebut bahwa warna putih masih menjadi yang paling populer untuk kendaraan secara global.

Di kawasan Asia Pasifik, warna putih juga paling popular yaitu 26 persen kendaraan disusul silver dengan angka 20 persen.

Warna hitam di posisi ketiga dengan 18 persen kendaraan.

"Warna putih masih terus menjadi warna yang paling dominan untuk kendaraan, namun kami juga melihat  makin banyak variasi putih yang ditawarkan ke konsumen," kata Jane E harrington dari PPG.

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2013


View the original article here

Jumat, 08 November 2013

Korea Utara klaim tangkap mata-mata Korea Selatan

Seorang tentara Korea Utara melihat ke luar jendela di menara penjaga di tepi Sungai Yalu, sekitar 100 km dari Sinuiju, Korea Utara, berseberangan dengan kota perbatasan China Dandong, Selasa (16/4). Korea Utara kembali mengeluarkan ancaman baru terhadap Korea Selatan Selasa kemarin, bersumpah akan "memukul keras" retaliasi apabila Korea Selatan tidak meminta maaf atas unjuk rasa anti-Korea Utara saat Korea Utara sedang merayakan kelahiran pendiri negara mereka. (REUTERS/Jacky Chen)

... sepenuhnya membuktikan sejauh mana kelompok boneka konservatif (di Selatan) telah mencapai pada gerakan-gerakan anti-Korea Utara... "
Seoul (ANTARA News) - Korea Utara, Kamis, mengklaim menangkap mata-mata Korea Selatan yang menyelinap ke negara dengan tujuan menghasut pembangkangan, sementara Korea Selatan menyebut tuduhan itu tidak masuk akal.

Seorang juru bicara dari Kementerian Utara Keamanan Negara Korea Utara, mengatakan dalam satu pernyataan, para petugas negara komunis itu menangkap anggota National Intelligence Service (NIS) Korea Selatan dan menginterogasi agen rahasia Korea Selatan itu.

Dalam pengumuman Kantor Berita Pusat Korea Utara itu, juru bicara mengatakan orang tak dikenal ditemukan di Pyongyang, ibu kota Korea Utara.

"Pada awalnya dia bersikeras, dia orang China yang berada di Korea Utara; dan kemudian seorang warga negara ketiga. Dalam perkembangan pengusutan, ia mengaku warga Korea selatan yang menerobos ke Pyongyang setelah secara ilegal memasuki Korea Utara dari negara ketiga," kata pejabat dalam pernyataan yang disiarkan dalam bahasa Inggris.

Dia mengatakan, interogasi awal menunjukkan orang yang ditahan itu menyamar bekerja sebagai misionaris di negara tetangga Korea Utara, sebelum memutuskan datang langsung ke negara itu untuk melakukan kontak dan memenangkan dukungan dari unsur-unsur yang tidak jujur di dalam masyarakat.

"Ini sepenuhnya membuktikan sejauh mana kelompok boneka konservatif (di Selatan) telah mencapai pada gerakan-gerakan anti-Korea Utara," kata pejabat itu.

Dia kemudian mengatakan, pasukan keamanan setempat mengintensifkan pertanyaan kepada mata-mata itu, yang nama dan usianya tidak disebutkan.

Pengumuman ini terjadi saat hubungan antar-Korea telah memburuk setelah Korea Utara secara sepihak menunda reuni keluarga bagi orang-orang yang dipisahkan Perang Korea 1950-1953 pada akhir September.

Pyongyang telah meluncurkan serangan verbal hampir setiap hari melawan Korea Selatan dan kepemimpinannya.

Terkait dengan pengumuman tersebut, NIS Korsel membantah mentah-mentah tuduhan Utara.

"Korea Utara membuat klaim yang tak masuk akal dan tidak benar," kata seorang pejabat pada dinas intelijen.


View the original article here