Niall Love
Story
Naskah aslli
: @1DirectionIndo
Hey namaku Maddie, sekarang aku
kelas 2 SMA. Aku baru pindah ke Jakarta beberapa minggu yang lalu. Setelah
beberapa hari gak sekolah karena masih dalam proses pindahan, akhirnya sekarang
aku masuk sekolah.
“Hello semua. Aku Maddie, aku
pindahan dari Surabaya,” kataku dengan jantung yang berdetak sangat kencang.
“Maddie kamu bisa duduk disitu,”
Mr. Peterson menunjuk kursi kosong dan aku melihat seorang cewek yang tersenyum
dengan lebarnya. Aku pun menuju kursi kosong itu.
“Hello Maddie, aku Bella.” Hari
pertama dan aku sudah mendapat teman baru. And she looks so nice. Setelah
belajar beberapa jam, akhirnya bel istirahat pun berbunyi.
“Maddie, ke kantin yuk!” ajak
Bella. Aku pun menjawab dengan anggukan sambil tersenyum. Dalam perjalanan ke
kantin, aku mendengar banyak cewek-cewek dari kelas lain heboh bercerita lebih
tepatnya bergosip tentang seorang kakak kelas yang katanya manis banget. Aku
pun sempat mendengar nama kakak kelas itu “Niall”. Karena penasaran, aku nanya
sama Bella.
“Bel, siapa sih kakak kelas yang
namanya Niall itu? Kok pada heboh banget ngomongin dia”.
“Kak Niall? Oh, dia itu ketua OSIS.
Cewek-cewek pada suka banget sama dia. Dia itu pinter, cakep, cool, tipe
cewek-cewek sini banget deh”
“Tipe kamu juga dong berarti?”
tanyaku sambil setengah menggoda.
“Eng…gimana ya, dia itu terlalu
perfect buat aku. Dan lagian aku gak suka cowok tenar.”
“Oh, yang mana sih orangnya?” aku
makin penasaran sama kakak ketua OSIS ini.
“Nanti deh kalo orangnya lewat aku
kasih tau,” jawab Bella.
Setelah
dari kantin, aku dan Bella pun kembali ke kelas. Dalam perjalanan balik ke
kelas, aku gak sengaja ngeliat ke atas dan aku melihat seorang cowok yang lagi
mainin hpnya di depan kelas 3. Ya kelasnya itu terletak dilantai 2 dan kelas
aku berada di lantai bawah. And at the first sight, I fell in love with him.
Saat aku lagi ngeliatin dia, tiba-tiba dia melihat ke arahku. My heart skipped a
beat when our eyes met dan refleks aku mengalihkan pandangan ke
tanah.
Bel istirahat pun berbunyi, karena masih kenyang gara-gara sarapan tadi pagi gue
gak ada niat sedikitpun buat ke kantin. So I walked out and decided to go check my twitter and
see all those tweets by girls in my school about me.
Tiba-tiba
gue ngeliat ke arah bawah dan gue ngeliat seorang cewek yang belum pernah gue
liat sebelumnya. When our eyes met, my heart skipped a beat
and she looked away.
Setelah
kejadian tadi, mukanya selalu terbayang setiap aku menutup mata dan aku pun gak
bisa konsen dengan pelajaran yang lagi dijelasin. Akhirnya dengan tekad yang
kuat, aku mencoba untuk berkonsentrasi pada pelajaran Mr. Peterson ini.
Hasilnya? Bisa juga buat konsen.
Aku
mendengar seorang mengetuk pintu kelas dan melihat 2 orang di luar, Mr.
Peterson pun mendekati dan membuka pintu. Oh tidak! Itu dia. Aku melihat dia
(lagi). Untuk sesaat aku memikirkan pertemuan tadi, bertautnya antara matanya
dan mataku.
Setelah
berbicara dengan Mr. Peterson, dia masuk ke kelas.
“Selamat
siang, kami dari perwakilan OSIS ingin memberitahukan…”
‘Oh
my God! His voice!’ itu yang terpikirkan pas pertama aku denger suaranya. I tried so hard to
keep my cool. Aku gak mau ada yang tau kalau aku si anak baru ini
suka sama dia.
Setelah
bel masuk, gue dan wakil gue, Harry masuk ke tiap kelas buat ngumumin ada event
baru dari OSIS. Setelah masuk ke beberapa kelass, gue masuk ke kelas 11 ipa 2.
“Selamat
siang, kami dari perwakilan OSIS ingin memberitahukan bahwa ada event baru yang
diadakan oleh OSIS.” Kata gue sambil meihat ke anak-anak yang ada dikelas itu,
sampai akhirnya gue ngelihat cewek tadi.
Cewek yang
gue liat pas jam istirahat. And our eyes met again, tapi kali ini dia gak ngalihin
pandangannya.
Just that, my lips formed a smile.
And then she
looked away but I can still see her cute smile and red cheeks.
Akhirnya
gue selesai ngomong dan keluar dari kelas dia but I can’t stop smilling like crazy.
When I tried so hard to keep my
cool, his eyes laid on me but I tried to stay my focus and keep my heart
steady. Tiba-tiba dia senyum. That’s it. I cac’t keep my cool and I looked
away with smile in face and red cheeks.
“Itu tuh
ketua OSIS yang namanya Niall, yang tadi ngomong itu” kata Bella ngasih tau.
“Hah? Iya?”
aku kaget banget pas tau kalau kakak itu…kakak OSIS.
Setelah itu
aku kepikiran dia terus dan bener-bener gak bisa konsen sama pelajaran bahkan
sampai bel pulang berbunyi.
“Pulang sama
siapa?” Tanya Bella.
“Aku pulang
sendiri, pake bis” aku jawab.
“Yaudah
pulang bareng aku aja yuk. Aku tebengin, sekalian biar aku tau rumah kamu” kata
Bella.
Denger Bella nawarin nganterin aku pulang, aku pun setuju dan nerima tawaran tiu.
“Okedeh!”
Aku pun jalan
ke tempat parkir di depan sekolah berdua sama Bella. Saat itu aku lagi konsen
dengerin Bella cerita tentang gimana sebenarnya anak-anak sekolah ini.
“Tunggu
bentar ya, aku ngeluarin motor dulu” kata Bella.
“Sip deh!
Jangan lama-lama ya Bel” jawabku sambil nyengir kuda. Secara gak sengaja, I saw him again and
now I caught him looking at me with that half-smile of him. I was so embrassed thae
I can’t think of anything to do but looking away, but my heart it wont calm down.
Akhirnya
Bella pun keluar dengan motornya dan aku pun duduk di belakangnya dan
memberitahukan arah jalan menuju ke rumahku. Sampai rumah aku berterimakasih ke
Bella, Bella pun pulang dan aku sampai di rumah.
When I finally got
to my bedroom, I threw myself on bed and I can’t stop think about him. I found
myself smilling just by thought of him.
>>>TO
BE CONTINUE<<<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar