Laman

Tampilkan postingan dengan label terbakar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label terbakar. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 November 2013

Mumi Raja Tutankhamun pernah terbakar

Jakarta (ANTARA News) - Peneliti dari Inggris mengungkap kematian salah satu firaun Mesir, Raja Tutankhamun, yang meninggal 3.300 tahun yang lalu.

Mumi Raja Tut yang dikubur tahun 1323 Sebelum Masehi pernah terbakar di dalam makamnya.

Makam sang raja pertama kali ditemukan tahun 1922 oleh Lord Carnavorn dan Howard Carter.

Arkeolog Chris Naunton, Direktur Egypt Exploration Society, menelusuri laporan Carter yang menyatakan kemungkinan mumi tersebut pernah terbakar.

Naunton bekerja sama dengan pakar Mesir Robert Connoly dari Liverpool University yang memiliki sampel tulang dan daging Raja Tut.

Tim peneliti memeriksa fosil firaun itu dengan mikroskop elektron dan menemukan memang daging Raja Tut terbakar setelah ia dibaringkan di makamnya yang tertutup.

Mereka menduga, minyak yang digunakan saat proses pembalsaman merendam linen yang membungkus Raja Tut.

Kehadiran oksigen membuat minyak menimbulkan reaksi yang memicu api dan membakar badan sang raja dalam suhu di atas 200 derajat Celsius.

Sebelumnya, berdasarkan bukti yang ada, Raja Tut dikubur secara tergesa-gesa, noda di dinding makam disebabkan oleh aktivitas mikroba. Peneliti menduga cat di dinding makam bahkan belum mengering ketika makam ditutup.

"Mumifikasi yang gagal menyebabkan pembakaran tubuh secara spontan setelah penguburan, itu sama sekali tak terduga," kata Naunton, seperti yang dikutip dari Live Science.

Menurut ahli biologi Brian Ford, aseton yang diproduksi oleh tubuh, dihadapkan pada listrik statis atau sumber api lainnya, dapat menyebabkan tubuh terbakar.

Selain itu, dengan menganalisis luka pada korban kecelakaan mobil, ilmuwan forensik menemukan peristiwa yang menyebabkan kematian raja yang diyakini baru berusia 17 saat meninggal.

Menurut para peneliti, raja muda itu berlutut ketika kecelakaan kereta kuda menghancurkan tulang rusuk dan panggulnya. Kecelakaan itu juga merusak organ dalam, termasuk hatinya.


View the original article here

Sabtu, 09 November 2013

Mobil Listrik Teraman Dunia Justru "Juaranya" Terbakar

VIVAnews – Mobil listrik buatan Amerika Serikat, Tesla Model S, kembali mengalami kebakaran. Dengan adanya insiden ini, tercatat sudah tiga kali mobil itu dilalap si jago merah dalam sebulan terakhir.

Dilansir Inautonews, Jumat 8 November 2013, mobil listrik yang dirakit di Fremont, California, AS ini tengah dikendarai pria bernama Juris Shubayama (38 tahun) di jalanan Smyrna, Tennessee.

Tidak dijelaskan secara detail peristiwa nahas tersebut terjadi. Tiba-tiba saja api muncul dari bawah mobil, dan dengan cepat langsung membakar bodi depan.

Beruntung, si pengemudi tidak mengalami cedera serius. Namun, dia dilaporkan cukup syok atas kejadian tersebut.

Petugas kepolisian setempat, memperikirakan penyebab kebakaran disebabkan adanya percikan api yang berasal dari aliran listrik di bagian bawah mobil. Hingga saat ini, polisi masih melakukan penyidikan.

Belum genap sebulan, Tesla Model S juga pernah terbakar di jalanan Chicago, Amerika Serikat. Bahkan, akhir bulan lalu, model serupa juga hangus di jalanan Merida, Meksiko, setelah mobil itu menabrak pembatas jalan.

Sebelumnya, Badan Keamanan dan Keselamatan Jalan Raya AS mengaku tidak menemukan bukti Model S mengalami cacat atau kerusakan komponen saat insiden kecelakaan dan terbakar di Chicago. Tapi, mereka kini terus melakukan penyelidikan lebih dalam mengingat kasus serupa terulang lagi.

Akibat insiden beruntun itu, sejumlah kalangan dan konsumen meragukan predikat Tesla Model S sebagai mobil listrik teraman.

Sekadar informasi, Tesla Model S resmi diluncurkan di Frankfurt Motor Show 2009 dan masuk ke dalam produksi pada 2012. Untuk jantung pacunya, mobil ini menggunakan mesin bensin dan listrik. Dengan tenaga bensin dapat menghasilkan tenaga 416 HP dengan torsi maksimum 600 Nm. (one)


View the original article here

Rabu, 06 November 2013

Mumi Raja Tutankhamun pernah terbakar

Jakarta (ANTARA News) - Peneliti dari Inggris mengungkap kematian salah satu firaun Mesir, Raja Tutankhamun, yang meninggal 3.300 tahun yang lalu.

Mumi Raja Tut yang dikubur tahun 1323 Sebelum Masehi pernah terbakar di dalam makamnya.

Makam sang raja pertama kali ditemukan tahun 1922 oleh Lord Carnavorn dan Howard Carter.

Arkeolog Chris Naunton, Direktur Egypt Exploration Society, menelusuri laporan Carter yang menyatakan kemungkinan mumi tersebut pernah terbakar.

Naunton bekerja sama dengan pakar Mesir Robert Connoly dari Liverpool University yang memiliki sampel tulang dan daging Raja Tut.

Tim peneliti memeriksa fosil firaun itu dengan mikroskop elektron dan menemukan memang daging Raja Tut terbakar setelah ia dibaringkan di makamnya yang tertutup.

Mereka menduga, minyak yang digunakan saat proses pembalsaman merendam linen yang membungkus Raja Tut.

Kehadiran oksigen membuat minyak menimbulkan reaksi yang memicu api dan membakar badan sang raja dalam suhu di atas 200 derajat Celsius.

Sebelumnya, berdasarkan bukti yang ada, Raja Tut dikubur secara tergesa-gesa, noda di dinding makam disebabkan oleh aktivitas mikroba. Peneliti menduga cat di dinding makam bahkan belum mengering ketika makam ditutup.

"Mumifikasi yang gagal menyebabkan pembakaran tubuh secara spontan setelah penguburan, itu sama sekali tak terduga," kata Naunton, seperti yang dikutip dari Live Science.

Menurut ahli biologi Brian Ford, aseton yang diproduksi oleh tubuh, dihadapkan pada listrik statis atau sumber api lainnya, dapat menyebabkan tubuh terbakar.

Selain itu, dengan menganalisis luka pada korban kecelakaan mobil, ilmuwan forensik menemukan peristiwa yang menyebabkan kematian raja yang diyakini baru berusia 17 saat meninggal.

Menurut para peneliti, raja muda itu berlutut ketika kecelakaan kereta kuda menghancurkan tulang rusuk dan panggulnya. Kecelakaan itu juga merusak organ dalam, termasuk hatinya.


View the original article here