Laman

Tampilkan postingan dengan label pakai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pakai. Tampilkan semua postingan

Jumat, 24 Januari 2014

Agar Higienis, Rumah Sakit Ini Gunakan Pispot Sekali Pakai

Jakarta, Peningkatkan performa pelayanan dan higienitas di rumah sakit merupakan sebuah keharusan. Berbagai inovasi telah dilakukan untuk mencegah persebaran kuman, salah satunya adalah dengan menggunakan alat-alat sekali pakai.

Selama ini alat-alat pembuangan kotoran seperti pispot, tempat kencing, dan mangkuk muntah digunakan berkali-kali. Wadah yang digunakan seorang pasien akan digunakan pasien lain setelah melalui proses sterilisasi.

Perawat harus membersihkan pispot kotor dengan menggunakan air yang mengalir. Lantas satu per satu pispot itu dimasukkan ke dalam mesin sterilisasi. Pembersihan tempat kencing atau mangkuk muntah juga menggunakan metode yang sama.

Apakah membersihkan alat-alat itu dengan air mengalir dan mesin sterilisasi benar-benar aman? Belum tentu. Bekteri Clostridium difficile yang menyebabkan diare kerap menjadi permasalahan di unit pelayanan kesehatan. Penyebabnya adalah karena bakteri tersebut bercokol dalam tinja dan bisa menempel pada pispot.

Belum lagi bau tidak sedap yang tertinggal setelah alat-alat tersebut digunakan. Meskipun staf rumah sakit telah menyingkirkan pispot secepat mungkin dari sisi pasien, pada ruang kelas tiga yang tidak memiliki AC, aroma tidak sedap tertinggal cukup lama. Air panas yang digunakan staf untuk membersihkan pispot menghasilkan uap yang semakin memperparah bau.

Untuk meningkatkan tingkat kebersihan dan kenyamanan pasien, rumah sakit lebih baik menggunakan alat-alat sekali pakai. Langkah itu ditempuh National University Hospital (NUH) Singapura. Mereka akan segera menghapus sistem "berbagi" pispot, tempat kencing, serta mangkuk muntah dan menggantinya dengan sistem sekali pakai.

Terhitung awal Januari, NUH mulai mengganti wadah-wadah pembuangan dengan versi sekali pakai. Benda-benda sekali pakai itu dapat dengan mudah hancur dan dibuang setelah dipakai.Next

(vit/vit) 3,379 share this. 2,126 share this. 1,514 share this. 1,410 share this. 1,326 share this. 1,156 share this. 1,132 share this. 704 share this. 579 share this. 450 share this.

View the original article here

Minggu, 10 November 2013

Lebih dari setengah pengguna android pakai Jelly Bean

Jakarta (ANTARA News) - Android 4.3 Jelly Bean luncur lebih dulu sebelum Android 4.4 KitKat.

Menurut statistik terbaru yang dipublikasikan Google,  52 persen dari semua pengguna perangkat Android saat ini menggunakan Jelly Bean..

Hal ini juga dikarenakan Android Jelly Bean memiliki beberapa versi, Android 4.1.x Jelly Bean, Android 4.2.x Jelly Bean, dan Android 4.3 Jelly Bean, serta masih ada beberapa fragmentasi.

Menariknya, android Froyo (Frozen Yoghurt) lebih banyak digunakan daripada Honeycomb yang lebih baru dan pada awalnya dirancang untuk tablet.

Sementara Gingerbread memiliki persentase terbesar kedua 26.3 persen dan diikuti oleh Ice Cream Sandwich 19.8 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap iterasi Android yang dirilis, Google dan mitranya terus melakukan perbaikan  untuk  pengguna

Jadi menarik untuk melihat bagaimana pencapaian Android 4.4 KitKat di masa mendatang, demikian seperti dilansir dari laman Ubergizmo.


View the original article here

Rabu, 06 November 2013

Lebih dari setengah pengguna android pakai Jelly Bean

Jakarta (ANTARA News) - Android 4.3 Jelly Bean luncur lebih dulu sebelum Android 4.4 KitKat.

Menurut statistik terbaru yang dipublikasikan Google,  52 persen dari semua pengguna perangkat Android saat ini menggunakan Jelly Bean..

Hal ini juga dikarenakan Android Jelly Bean memiliki beberapa versi, Android 4.1.x Jelly Bean, Android 4.2.x Jelly Bean, dan Android 4.3 Jelly Bean, serta masih ada beberapa fragmentasi.

Menariknya, android Froyo (Frozen Yoghurt) lebih banyak digunakan daripada Honeycomb yang lebih baru dan pada awalnya dirancang untuk tablet.

Sementara Gingerbread memiliki persentase terbesar kedua 26.3 persen dan diikuti oleh Ice Cream Sandwich 19.8 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap iterasi Android yang dirilis, Google dan mitranya terus melakukan perbaikan  untuk  pengguna

Jadi menarik untuk melihat bagaimana pencapaian Android 4.4 KitKat di masa mendatang, demikian seperti dilansir dari laman Ubergizmo.


View the original article here