Laman

Tampilkan postingan dengan label masih. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label masih. Tampilkan semua postingan

Jumat, 24 Januari 2014

Masih Pengantin Baru Tapi Sudah Susah Ereksi


Dr. Andri Wanananda MS
Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI) serta pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta. Dok, saya menikah sudah 3 minggu. Pada awal menikah hubungan seksual masih lancar, namun akhir-akhir ini saya susah mengalami ereksi. Apakah kebiasaan onani dari umur belasan tahun mempengaruhi hal tersebut? Dan apakah kebiasaan saya menahan agar tidak ereksi juga mempengaruhi? Bagaimana solusi terbaik untuk saya? Sebagai info selama saya menikah tidak pernah mengonsumsi obat kuat atau jamu apapun. Terimakasih.

Gusti (Pria Menikah, 26 tahun), andiXXXX@yahoo.com
Tinggi badan 167 cm dan berat badan 65 kg

Jawaban

Mengingat usia Anda, 26 tahun, yang relatif muda, serta pada awal menikah hubungan intim masih lancar, terlampau dini untuk menetapkan Anda mengalami disfungsi ereksi (DE). Kemungkinan yang Anda alami adalah DE temporer, akibat menurunnya kebugaran jasmani dan psikis (sedang stres).

Kebiasaan onani tidak akan menyebabkan DE, tapi bisa menimbulkan ejakulasi dini (ED).

Dianjurkan Anda berkonsultasi dengan dokter keluarga Anda untuk memastikan penyebab dan solusi pengobatannya.

Dr. Andri Wanananda MS
Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI) serta pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta.

(mer/vit)


View the original article here

Minggu, 10 November 2013

Dinosaurus ditemukan di Utah masih kerabat T. rex

ilustrasi Fosil ekor dinosaurus yang ditemukan di Meksiko bagian utara. Penggalian fosil itu mulai dilakukan pada awal Juli 2013. (Instituto Nacional de Antropología e Historia-Mexico)

Utah (ANTARA News) - Ilmuwan di Utah mengatakan menemukan "paman buyut" Tyrannosaurus rex, pemangsa dengan tengkorak tebal dan bergigi besar, yang dijuluki "raja pemburu".

Tulang belulang dinosaurus sepanjang 7,3 meter itu, sedikit lebih kecil daripada T.rex dan sekitar 10 juta tahun lebih tua, diungkapkan ke publik di Natural History Museum, Utah, di Salt Lake City pada Rabu dan pengumuman penemuan spesies itu disiarkan dalam jurnal ilmiah Plos One.

Para ilmuwan berharap penemuan itu akan membantu pemahaman mengenai ekosistem predator tersebut.

Ditemukan oleh pekerja Biro Federal Manajemen Pertanahan di timur Utah pada 2009, ilmuwan menamakan binatang tersebut sebagai Lythronax argetes, atau "raja pemburu" karena giginya yang besar dan penampilan dominan sebagai pemangsa.

"Penemuan Lythronax menarik mundur evolusi kelompok yang menurunkan T.rex, sesuatu yang tidak kita pahami sebelumnya," kata Mark Loewen, pakar geologi pada Universitas Utah yang memimpin penggalian dinosaurus baru ini.

"Lythronax seperti paman buyut T.rex," katanya.

Pakar paleontologi sebelumnya memperkirakan bahwa anggota keluarga dengan karakteristik seperti T.rex -badan besar, lengan kecil, tengkorak tebal, dan mata lurus ke depan- berumur 70 juta tahun, namun Lythronax memperlihatkan tanda bahwa ia setidaknya berumur 80 juta tahun.

Seperti kerabatnya, Lythronax diyakini merupakan pemangsa utama pada masanya, tersebar dari Meksiko hingga Alaska, termasuk sebagian Utah, pada fasa Campanian periode Cretaceous akhir.

"Hal yang menarik adalah penemuan ini menunjukkan bahwa tyrannosaurus terakhir yang diketahui berada di wilayah selatan Amerika Utara bukannya Asia atau Amerika Utara jauh seperti diduga sebelumnya," kata Andrew Farke, kurator museum paleontologi Raymond M Alf di Claremont, California.

Foto sisa fosil dari spesies baru ditemukan itu dikirim ke Loewen dan timnya segerea setelah ditemukan di selatan monumen nasional Grand Staircase Escalante di perbatasan Utah-Colorado.

Tim tersebut membutuhkan waktu dua tahun untuk mengumpulkan, mengawetkan, dan menyusun kembali tulang belulang itu. Kemudian mereka menuju lokasi dimana tulang spesies keluarga T rex ini dipelajari, termasuk di China, Birmingham, Alabama, Washington DC, dan New York.

"Penemuan semacam ini sangat menarik dan menggembirakan karena ini bukan saja binatang dari era tersebut namun juga predator besar di masa itu," kata pakar paleontologi Peter Roopnarine yang mempelajari ekologi periode dinosaurus untuk Akademi Sains California.

Roopnarine mengatakan dengan mempelajari Lythronax akan terungkap lebih banyak lagi mengenai ekosistem pada masa hidupnya.

"Ini akan mengubah pemahaman kami mengenai sistem ekosistem tua ini," kata Roopnarine diktip dari Reuters.
(S022/B002)


View the original article here