El Comandante via WikipediaKalender Suku Aztec di batuan.
KOMPAS.com — Penemuan 50 tengkorak dan lebih dari 250 tulang rahang di Templo Mayor, Meksiko, sebagai bukti suku Aztec memiliki ritual brutal yang mengerikan.
Arkeolog menemukan 50 tengkorak dan lebih dari 250 tulang rahang di Templo Mayor yang terletak di Tenochtitlan (kota Meksiko modern). Penemuan ini sebagai bukti yang menguatkan dugaan bahwa suku Aztec memiliki ritual brutal yang mengerikan.
Tengkorak-tengkorak ini ditemukan di bawah platform yang disebut cuauhxicalco, biasa digunakan untuk acara pengurbanan. Usia tengkorak ini diperkirakan lebih dari 500 tahun dan merupakan jumlah tumbal terbanyak yang pernah ditemukan.
Suku Aztec menggunakannya untuk melakukan ritual persembahan kepada Mictlantecuhtli, dewa kematian. Sebanyak 50 tengkorak digali di beberapa tempat yang berbeda. Ada 45 tengkorak ditemukan tergeletak di atas batu, sedangkan lima lainnya terkubur di bawah batu.
Masing-masing dari lima tengkorak yang terkubur memiliki karakteristik bentuk yang sama, yaitu terdapat lubang di kedua sisinya. Ini menunjukkan bahwa tengkorak tersebut pernah digantung dan dijajarkan di tzompantli. Tzompantli adalah rak tengkorak sejenis rak kayu yang digunakan untuk menampilkan tengkorak manusia ke muka umum di dekat kuil.
Raul Barrera, seorang arkeolog dari Mexico National Institute of Anthropology and History, menyatakan, tengkorak-tengkorak ini milik pria dan wanita dengan usia antara 20 hingga 35 tahun. Beberapa mungkin pernah digali dari situs lain dan kemudian dikuburkan kembali di sana.
Batu untuk pengurbanan ini tampak seperti nisan abu-abu, yang memiliki tinggi sekitar 45 sentimeter, panjang 36-43 sentimeter, dan tebal sekitar 7 sentimeter. Penemuan ini mengindikasikan cara baru suku Aztec menggunakan tengkorak sebagai bagian dari ritual mereka. Sebab, selama ini suku Aztec diketahui memiliki ritual pengurbanan manusia dengan cara mengambil jantung kurban.
"Biasanya orang yang tewas pada batu ini dengan cara dibuka dadanya dan jantungnya ditarik keluar," kata Barrera. (Umi Rasmi)
Arkeolog menemukan 50 tengkorak dan lebih dari 250 tulang rahang di Templo Mayor yang terletak di Tenochtitlan (kota Meksiko modern). Penemuan ini sebagai bukti yang menguatkan dugaan bahwa suku Aztec memiliki ritual brutal yang mengerikan.
Tengkorak-tengkorak ini ditemukan di bawah platform yang disebut cuauhxicalco, biasa digunakan untuk acara pengurbanan. Usia tengkorak ini diperkirakan lebih dari 500 tahun dan merupakan jumlah tumbal terbanyak yang pernah ditemukan.
Suku Aztec menggunakannya untuk melakukan ritual persembahan kepada Mictlantecuhtli, dewa kematian. Sebanyak 50 tengkorak digali di beberapa tempat yang berbeda. Ada 45 tengkorak ditemukan tergeletak di atas batu, sedangkan lima lainnya terkubur di bawah batu.
Masing-masing dari lima tengkorak yang terkubur memiliki karakteristik bentuk yang sama, yaitu terdapat lubang di kedua sisinya. Ini menunjukkan bahwa tengkorak tersebut pernah digantung dan dijajarkan di tzompantli. Tzompantli adalah rak tengkorak sejenis rak kayu yang digunakan untuk menampilkan tengkorak manusia ke muka umum di dekat kuil.
Raul Barrera, seorang arkeolog dari Mexico National Institute of Anthropology and History, menyatakan, tengkorak-tengkorak ini milik pria dan wanita dengan usia antara 20 hingga 35 tahun. Beberapa mungkin pernah digali dari situs lain dan kemudian dikuburkan kembali di sana.
Batu untuk pengurbanan ini tampak seperti nisan abu-abu, yang memiliki tinggi sekitar 45 sentimeter, panjang 36-43 sentimeter, dan tebal sekitar 7 sentimeter. Penemuan ini mengindikasikan cara baru suku Aztec menggunakan tengkorak sebagai bagian dari ritual mereka. Sebab, selama ini suku Aztec diketahui memiliki ritual pengurbanan manusia dengan cara mengambil jantung kurban.
"Biasanya orang yang tewas pada batu ini dengan cara dibuka dadanya dan jantungnya ditarik keluar," kata Barrera. (Umi Rasmi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar